Mohon tunggu...
Tata
Tata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pintar Memilah Tontonan Untuk Anak?

18 Juli 2017   20:36 Diperbarui: 18 Juli 2017   20:39 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam tumbuh kembang anak, dari mulai bayi hingga dewasa. Orang tua juga berperan penting dalam proses sosialisasi anak yaitu dimulai dari Tahap persiapan (Preparatory Stage), Tahap meniru (Play Stage), Tahap siap bertindak (Game Stage), hingga Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other). 

Menurut Harjaningrum, Inayati, Wicaksono, Demi (2007) menyatakan bahwa orang tua bertanggung jawab dan memegang peranan penting terhadap proses pembelajaran dan tumbuh kembang si anak, diperlukan kesabaran dan kebijakan orang tua untuk dapat memberikan pertimbangan terbaik dalam pengambilan keputusan-keputusan penting di dalam kehidupan dan proses tumbuh kembang si anak.

Dalam tumbuh kembangnya seorang anak pasti juga diikuti berkembangnya teknologi yang ada, pada zaman ini anak kecil kebanyakan sudah diberikan izin untuk memegang Handphone. Alasannya agar anak tidak gaptek (gagap teknologi) atau agar anak duduk manis dirumah. Padahal anak yang di beri Handphone itu cenderung banyak sisi negatifnya seperti menjadi anak yang introvet atau kurang bersosialisasi dan akan membuat mata anak minus sejak dini.

Memberikan anak tontonan film juga kadang dianggap sebagai salah satu metode agar anak diam saat ditinggal orang tua mengerjakan pekerjaan rumah, tanpa mereka sadari sang anak akan mulai mencontoh perilaku-perilaku yang ditayangkan dalam film tersebut. Sebagai orang tua yang baik, sudah seharusnya pintar memilah tontonan yang akan di berikan kepada anaknya dan menemaninya. Karena ketika anak mulai bertumbuh menjadi remaja. Rasa ingin taunya menjadi sangat tinggi sehingga sudah menjadi peran orang tua untuk mengawasinya.

Perlu kita ketahui bahwa, teknologi adalah hal yang tidak dapat terbendung oleh apapun. Kemampuan dalam mengakses dunia maya juga menjadi lebih mudang dan dapat diakses oleh segala usia. Kian hari, jumlah anak yang menonton Televisi juga kian berkurang, mereka (anak) cenderung mulai menonton konten yang berasal dari dunia maya yang mana age restriction jarang sekali diberlakukan pada setiap konten yang beredar.

Kemampuan menyerap informasi pada anak cenderung lebih abstrak dibandingan orang yang usianya lebih dewasa. Namun rasa ingin tau anak-anak lebih besar dibandingkan orang dewasa, Berdasarkan hal ini, Deddy Corbuzier didalam video yang dipublikasikan 13 Juni 2017 di YouTube dalam serial "Motive Deddy Corbuzier" berpikir bahwa membatasi anak-anak dalam menonton suatu konten bukanlah keputusan yang baik. Hal yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang boleh mereka lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan berdasarkan konten yang telah ditonton oleh anak tersebut.

Sebagai orang tua, memberikan pengawasan lebih kepada anak yang masih berkembang adalah sebuah keharusan yang mutlak. Namun, kesibukan orang tua cenderung membuat mereka tidak dapat melakukan kontrol lebih. Di DKI Jakarta sendiri, orang rata-rata bekerja 40,4 jam perminggu dengan waktu cuti hanya 12 hari setahun. Waktu tersebut belum termasuk terjebak kemacetan, lembur dan lain-lain (Sindonews, 18/06/2016). Lalu bagaimanakah seharusnya orang tua melakukan kontrol?

Sebagai orang tua, kita tidak tau konten apa yang diinginkan anak untuk ditonton sebelum mereka mulai menontonnya atau bercerita kepada orang tua. Apalagi, minat anak cenderung berubah dalam waktu singkat. Dalam sebuah skenario, anak mulai menonton video kartun disebuah kanal yang dipublikasi di YouTube. Suatu ketika, bagian Suggested Video menunjukkan konten selain video kartun dan anak tertarik dengan konten tersebut. Apakah orang tua harus melarangnya? Jawabannya tidak.

Selain itu, dalam skenario lain. Orang tua mendedikasikan secara penuh waktu yang dimiliki ke anak mereka. Namun ada waktu tertentu yang bahkan orang tua tidak memiliki kontrol secara penuh. Seperti ketika anak bersekolah atau anak sedang bermain dengan anak-anak yang lain. Kita (orang tua) tidak tau apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka lihat selama hal tersebut.

Pada dasarnya, keingintahuan anak terhadap banyak hal tidak boleh dibatasi. Mengapa demikian? Hal ini kelak akan menjadi modal anak dalam mengembangkan kecerdasannya dimasa yang akan datang. Hal ini juga membuat anak menjadi lebih kritis dalam menanggapi berbagai hal. Anak Deddy Corbuzier, Azka Corbuzier berkata " [dengan menonton] Explicit Videos kamu akan bisa learn banyak hal ... seperti jangan lakukan [hal] itu, apa yang harus [kamu] tidak bilang , [dan] orang yang bilang itu gak baik"

Namun bukan serta merta setelah anak menonton konten mereka menjadi lebih tau hal-hal tersebut. Peranan orang tua tetaplah tidak tergantikan dalam hal ini. Hal paling utama dalam menjadi orang tua yang baik adalah meluangkan waktu bagi anak anda sendiri. Dengan meluangkan waktu, orang tua dapat meminta anak untuk bercerita tentang hal-hal yang mereka lihat selama orang tua tidak berada disisi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun