Jadi kak Fahri tak perlu merasa bersalah lagi. Tak perlu juga salahkan Ustadz Jalal. Aku juga sudah tak menyesal. Aku minta maaf atas semua salahku pada Kak Fahri. Mungkin benar kata orang, apa yang menurut kita baik untuk kita, belum tentu baik pula dimata orang lain. Itu mengapa Allah selalu punya rencana yang jauh lebih matang untuk menyelaraskan keadaan. Ternyata, jodohku memang bukan Kak Fahri, tapi Kak Khalid.
Â
Wassalam,
Nurul Azkiya
Â
*belokan surat Nurul untuk Fahri dalam Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman Saerozi.
Note. Tanpa mengurangi rasa hormat pada penulis novel. Saya mencoba berimajinasi. Surat ini saya tulis karena saya cukup kecewa dengan surat Nurul ke Fahri. Sebagai muslimah yang berpendidikan tinggi, harusnya Nurul cukup lapang dada untuk menerima keputusan Fahri menikah dengan Aisha yang telah dulu memintanya menjadi suami. Memang secara plot menarik, tapi secara logika, hati juga nurani rasanya begitu aneh meminta orang yang sudah beristri untuk menikahinya. Terlebih ia terpelajar, dengan untai kata kata dalam suratnya yang demikian, entah mengapa sebagai perempuan saya kecewa. Dan terlebih lagi ia mengerti agama. Aah perempuan....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H