Mohon tunggu...
Tatang Tox
Tatang Tox Mohon Tunggu... -

Seorang kawulo alit sekaligus abdi negara yang cinta Indonesia. Silahkan baca juga tulisan saya di https://cagakurip.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-69

23 Agustus 2014   06:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:47 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[cagakurip.com]Merdeka! Merdeka! Merdeka! Demikian kata yang diteriakkan seusai menjalani rangkaian kegiatan Upacara Bendera dalam memperingati Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-69. Setidaknya, saat ini adalah kali kedua bagi saya menjalani kegiatan HUT RI di negeri seberang. Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, hari ini 69 tahun yang lalu, para pemuda kita, diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan negara kita. Negeri ini lepas dari belenggu penjajahan tidak dengan mudah apalagi merupakan hadiah dari penjajah. Perjuangan para pendahulu kita menguras air mata dan darah saat mengusir para penjajah. Pada waktu itu, seluruh elemen bersatu padu demi mewujudkan Indonesia yang Merdeka. Tidak memandang suku, agama, ras, dan daerah, mereka bahu membahu satu sama lain, saling bekerja sama demi satu kepentingan, demi menggapai satu cita, sebuah kata MERDEKA! Kini setelah 69 tahun berlalu, layakkah kita kembali bertanya, "Benarkah kita sudah MERDEKA? Ataukah saat ini justru kita masih dijajah namun dalam bentuk yang lain?"

Akankah kita yang saat ini diamanahi kemerdekaan oleh kakek nenek pejuang kita, masih memiliki semangat yang sama? Semangat yang penuh kebersamaan. Semangat kebangsaan. Masihkah kita terkotak-kotak dalam kepentingan sektoral? Terbersitkah dalam sanubari kita, keinginan untuk melakukan sesuatu untuk bangsa ini? Negeri kita ini adalah negeri yang besar. Baik secara fisik kewilayahan, maupun secara kharismanya. Namun, hendaknya kita tidak terjebak dalam euforia tersebut. Justru tantangan terbesarnya adalah apakah kita sudah ikut andil dalam membesarkan negeri tercinta kita ini? Bagaimana negeri ini akan besar, jika kita masih berbicara dalam sekat-sekat dan labirin kompleks yang kita ciptakan sendiri. Siapapun kita, saya, Anda, dia, ataupun mereka, mau suku atau agama apapun, selama kita sama-sama bangsa Indonesia, maka kita adalah satu saudara, terjalin dalam nuansa kebhinekaan yang terbalut semangat kebangsaan. Saat berbicara di kancah internasional, kita tidak lagi berbicara agama, suku, ataupun ras, kita semua adalah berbangsa satu, bertanah air satu, bertumpah darah satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia. MERDEKA!!! Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun