Mohon tunggu...
Kasmiati S
Kasmiati S Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tidak Percaya Retorika namun tunduk pada integritas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belanja Atribut Kampanye dalam Perspektif Ekonomi Wilayah & Pembangunan Kota (Kendari)

6 Januari 2014   15:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rangkain proses pemilu sedang berlansung setiap calon legsilatif tengah giat melakukan kampanye dengan menggunakan berbagai macam media dan cara, mulai dari mendatangai lansung rumah-rumah konsituent, memperkenalkan diri melalui media jejaring sosial hingga menggunakan spanduk, poster, baliho dll. Penggunaan atribut kampanye seperti baliho dan poster, sering di soroti oleh berbagai kalangan karena banyak yang di pasang di tempat-tempat publik sehingga merusak pemandangan kota, selain hal tersebut banyak pula kritikan dari penggiat lingkungan yang menyoroti atribut kampanye yang dipasang menggunakan paku di pohon-pohon pinggir jalan umum sehingga dianggap sebagai perbuatan yang tidak ramah akan lingkungan dan alam sekitar. Namun disi lain pemilu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian jika diukur dalam skala makro karena meningkatnya permintaan pembuatan atribut kampanye yang akan mendorong pengeluaran Calon legislatif dan meningkatkan konsumsi secara umum.

Tetapi jika dilihat dengan menggunakan kecamata ekonomi regional belanja atribut kampanye calon legislatif seperti pembuatan baju kaos, poster dan baliho memiliki dua kemungkinan yakni berdampak positif atau negatif bagi perekonomian lokal (kota kendari), hal ini dikarenkan kondisi perekonomian kota kendari yang terbentuk secara premature yakni melompatnya struktur perekonomian dari primer ke tersier tanpa melalui tahap sekunder menjadikan Kendari sebagai kota yang perekonomianya ditopang oleh sektor jasa namun tidak memiliki basis produksi sehingga berbagai macam kebutuhan jadi, setengah jadi maupun bahan mentah harus di ekspor dari luar wilayah, baik dari kabupaten sekitar maupun dari provini lain hal ini menyebabkana harga berbagai macam barang dan jasa lebih tinggi di banding daerah lain . Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kebocoran wilayah (regional linkage) dalam proses pembuatan atribut kampanye karena kemungkinan besar berbagai produk untuk berkampanye tersebut tidak diproduksi di kota kendari namun dibuat didaerah lain yang memiliki biaya cetak lebih murah dan efisien bagi calon legislator dalam memaksimalkan penggunaan dana-dana kampanye mereka, hal ini mengakibatkan aliran uang keluar (money out flow) yang tinggi sehingga berpotensi terjadinya kebocoran wilayah dalam pembuatan atribut kampanye oleh para calon legislator akibat pengeluaran dan pola konsumsi yang di lakukan diluar wilayah kota kendari secara tidak lansung hal ini merugikan karena income multiplication effect dinikmati daerah-daerah lain sementara perekonomian lokal mengalami kebocoran.

Namun disisi lain dana atribut kampanye yang mencapai ratusan juta rupiah hingga miliaran jika dihitung berdasarkan akumulasi seluruh pengualaran calon legislator di kota kendari dapat menjadi stimulus penggerak ekonomi mikro yakni memicu tumbuh kembang usaha percetakan akibat permintaan pembuatan atribut kampanye yang akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja meskipun sifatnya temporal namun akan sangat membantu masyrakat ditingkat menengah kebawah untuk memiliki pekerjaan musiman karena pesanan atribut kampanye sering dilakukan dengan permintaan batasan waktu yang singkat sehingga percetakan mesti tetap akan menambah karyawan baru atau memperpanjang waktu kerja karyawanya yang tentu hal ini akan dibarengi dengan peningkatan upah yang akan mendorong naiknya tingkat konsumsi atau tabungan mereka yang akan berpengaruh terhadap kenaikan GDP (gross domestic product). Secara sederhana mekanisme belanja atribut kampanye caleg berpengaruh dalam perekonomian apabila dana-dana tersebut dibelanjakn diwilayah kota kendari maka akan mengerakkan perekonomian melalui mekanisme multiplier effect yaknisetiap pengeluaran belanja atribut kampanye memliki efek ganda yang melebihi nilai riil mata uang yang dikeluarkan tersebut karena akan terjadi perputaran uang dalam jumlah besar yang berawal dari dana pembuatan atribut kampanye yang kemudian dibayarkan kepada pengusaha percetakan lokal, dan hal ini akan dipergunakan untuk membayar upah kayawanya kemudian upah tersebut akan dipergunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari sehingga dibelanjakan keberbagai tempat di sekitar kota kendari dan hal ini akan menjadi pendapatan bagi pedagang yang kemudian dipergunakan lagi untuk aktifitas ekonomi lainya, kondisi ini terus berputar sehingga dampak dana atribut kampanye tadi tidak hanya bagi usaha percetakan tapi perekonomian secara umum diwilayah kota kendari.

Karena itu kemauan para calon legislator untuk berkontribusi dalam perbaikan perekonomian lokal semestinya dilakukan sejak dari sekarang yakni mulai dari hal kecil seperti pembuatan baliho atau atribut kampanye lainya yang akan berdampak bagi masyrakat yang berada ditataran menengah kebawah, karena kontribusi tak harus dilakukan ketika ada jabatan tinggi dengan program canggih namun tetapi tindakan kecil namun berpihak kepada rakyat yang semakin sulit berkompetisi ditengaah kepungan kekuatan asing yang mulai menancapkan kukuhnya diwilayah teritorial kota kendari karena itu menjadi tanggung jawab moral bagi para calon legislator untuk menunjukkan keberpihakanya sejak mulai dari proses pembuatan atribut kampanye hingga terpilih menajadi agency yang memiliki kuasa dalam pengambilan keputusan publik, nantinya. Semoga,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun