hal ini muncul dan teingat dalam kepala ini ketika ada senior yang mengatakan bahwa apa yang dia katakan adalah paling benar..merasa lebih tau dibanding yuniornya. sehingga dengan lantang beliau katakan itu salah..dan bla bla
ini merupakan budaya yang keliru karena ilmu pengetahuan dan teknologi dengan lingkungan yang dinamis, bergerak, yang akan selalu muncul suatu temuan baru, adanya tesis kemudian muncul antitesis, dan kemudian muncul tesis1, dan selanjutnya...
pada dasarnya, kebenaran (validitas) yang ada bagi penelitian kualitatif yang sulit terukur,dengan hitungan angka matematis, adalah apa yang terjadi pada saat itu artinya, data yang ada sahih pada saat (kondisi) penelitian tersebut berlangsung.
ini sebenarnya hal sepele, namun fatal jika pengetahuan seseorang yg berkutat di bidang penelitian khususnya kualitatif hanya berkutat pada 1 titik...dan tidak mau menerima hal baru..seperti halnya perdebatan apa yang disebut dengan data primer dan data sekunder.
teringat peneliti senior lainnya yang mengatakan kunci dari semua adalah membaca..
bagaimana kita bisa tau, kalau tidak membaca...dan tidak mencoba mencari tau
budaya membaca perlu dditingkatkan sejak dini,,,
mungkin slogan yang pernah ada dulu...tentang budaya membaca bagi anak bangsa, hal yang sederhana tapi susah untuk dilaksanakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H