Bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia memliki induk bahasa yang sama, bahasa Melayu. Â Dalam perkembangannya, tentu setiap bahasa memiliki persamaan dan perbedaan.
Salah satu kesamaan bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia adalah membuka diri untuk menyerap bahasa asing. Teknik penyerapan yang digunakan salah satunya adalah menyerap dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal.
Contoh kasus kata serapan tersebut dalam bahasa Indonesia adalah keik. Sedangkan contoh dalam Bahasa Malaysia adalah kata serapan saiz. Â Mari kita lihat makna kedua kata tersebut dalam kamus bahasa Indonesia dan kamus bahasa Malaysia.
- keik: Â penganan yang biasanya terbuat dari adonan terigu, telur, gula, mentega dan sebagainya, dipanggang atau dikukus dalam loyang (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/keik diakses 01-01-2025).
- saiz: besarnya (kasut, baju, dll), ukuran besar (se-suatu); bersaiz dgn saiz (https://prpm.dbp.gov.my/Cari1?keyword=saiz diakses 01-01-2025).
Kata saiz diserap menjadi bahasa resmi bahasa Malaysia. Kita tidak dapat menemukan kata tersebut dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya kata keik diserap menjadi bahasa resmi bahasa Indonesia. Kata keik tidak dapat ditemukan dalam bahasa resmi Malaysia.
Seperti pepatah, "asing lubuk, asing ikannya" yang bermakna, lain daerah lain adatnya, bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia akan memiliki perbedaan dalam penyerapan bahasa asing.
Referensi
KBBI VI Daring. Badan Bahasa. Kemendikbudristek RI.
Kamus Dewan Edisi Keempat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H