Abdullah bin Al-Mubarak terbilang tokoh hebat yang komplet. Bukan hanya dikenal sebagai ulama terpandang sepanjang zaman, tapi juga seorang ahli ibadah, pebisnis kaya yang dermawan, dan seorang mujahid. Â Belum lagi sifat-sifat luhur berupa takwa, zuhud, wara', dan ciri-ciri kesalehan yang lain.
Sang bapak, Al-Mubarak, dahulu hanyalah seorang budak yang bertugas menjaga kebun delima majikannya. Suatu hari, sang tuan memintanya menghadirkan delima yang manis. Dia bawakan ke hadapannya sebuah delima yang ternyata berasa masam. Tuannya marah lalu menyuruhnya mengambilkan delima lain yang manis. Hasilnya sama, delima yang dihadirkannya berasa masam. Hal itu terjadi hingga tiga kali.
"Tidakkah kau bisa membedakan mana yang manis dan mana masam?!" bentaknya marah.
"Saya tidak tahu karena satu kali pun saya tidak pernah mencicipinya," jawabnya.
"Kenapa kau tidak pernah memakannya?"
"Karena Anda tidak memberi izin kepada saya untuk memakannya."
Si pemilik kebun menyangka bahwa budaknya berbohong.
"Bukankah kau sudah bekerja di sini selama bertahun-tahun?!"
Ia lantas mengonfirmasi hal ini kepada para tetangga sekitar kebun. Mereka memberi kesaksian akan kesalehan dan kebaikan si budak. Mereka tidak pernah melihatnya sekali pun memakan sebutir delima. Si majikan merasa takjub oleh sikapnya sehingga diam-diam menaruh rasa hormat dan penghargaan padanya.
"Wahai Mubarak! Menurutmu, siapakah yang pantas menikahi putriku?" tanyanya perihal putrinya yang banyak dilamar orang.