Dalam penggunaan bahasa sehari-hari, bahasa Indonesia dan bahasa lainnya sering kali terjadi proses penambahan fonem terhadap satu kosakata. Penambahan fonem tersebut bisa terjadi di depan, di tengah, atau di akhir kata.
Kali ini kita akan melihat proses penambahan fonem di depan yang biasa disebut dengan protesis.Â
Menurut J.S. Badudu (1981), beberapa contoh gejala protesis adalah,
- mas, lang, sa menjadi emas, elang, dan esa
- stri (Sans.) menjadi istri
- stana ("sthana" Sans.) menjadi istana
- jati (Sans.) menjadi sejati
- luk menjadi eluk, keluk
- luat menjadi jeluat.
Bila kita merujuk ke KBBI VI Daring, gejala bahasa protesis diartikan penambahan vokal atau konsonan pada awal kata, untuk memudahkan lafal. Misalnya e pada nyak menjadi enyak.
Apakah pembaca dapat menemukan contoh gejala protesis lainnya?
Referensi
Badudu, J.S. 1981. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/protesis diakses 07 Oktober 2024.