Mohon tunggu...
Tata Tambi
Tata Tambi Mohon Tunggu... Guru - mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Belajar menulis. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal "Protesis", Penambahan Fonem di Depan Kata

7 Oktober 2024   16:44 Diperbarui: 7 Oktober 2024   17:08 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam penggunaan bahasa sehari-hari, bahasa Indonesia dan bahasa lainnya sering kali terjadi proses penambahan fonem terhadap satu kosakata. Penambahan fonem tersebut bisa terjadi di depan, di tengah, atau di akhir kata.

Kali ini kita akan melihat proses penambahan fonem di depan yang biasa disebut dengan protesis. 

Menurut J.S. Badudu (1981), beberapa contoh gejala protesis adalah,

  • mas, lang, sa menjadi emas, elang, dan esa
  • stri (Sans.) menjadi istri
  • stana ("sthana" Sans.) menjadi istana
  • jati (Sans.) menjadi sejati
  • luk menjadi eluk, keluk
  • luat menjadi jeluat.

Bila kita merujuk ke KBBI VI Daring, gejala bahasa protesis diartikan penambahan vokal atau konsonan pada awal kata, untuk memudahkan lafal. Misalnya e pada nyak menjadi enyak.

Apakah pembaca dapat menemukan contoh gejala protesis lainnya?

Referensi

Badudu, J.S. 1981. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/protesis diakses 07 Oktober 2024.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun