Mohon tunggu...
Tata Tambi
Tata Tambi Mohon Tunggu... Guru - mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Belajar menulis. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal 'Kontranim', Satu Kata, Dua Makna Bertentangan

9 Oktober 2024   05:21 Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.linkedin.com/posts/ghostwriter-training_writing-ghostwriting-contronym-activity-7089588362445033472-95sK

Kompasianer, salah satu jenis relasi makna dalam kosakata bahasa Indonesia adalah kontranim. Dalam KBBI VI Daring, kontranim dimaknai sebagai bentuk bahasa (kata, frasa) yang memiliki dua makna yang bertentangan. 

Apa saja contoh kontranim dalam bahasa Indonesia? Ivan Lanin dan Yudhistira memberikan beberapa contoh berikut,

  • usah: perlu; jangan
  • haram: terlarang; suci
  • ringan tangan: suka memukul; suka membantu
  • merumputi: membuangi rumput; menanamkan rumput pada...
  • menguliti: membeset (membuang, mengambil) kulit; memberi kulit, memalut (menyampul) dengan kulit.

Lalu bagaimana kita mengetahui makna yang diinginkan dalam sebuah kalimat yang menggunakan kontranim? 

Contoh dalam kalimat menggunakan kata kontranim berikut,

(1) Jangan pernah menjadi anak yang ringan tangan!

(2) Pantas saja banyak kawannya, dia memang anak yang ringan tangan.

(3) Usah kau harap lagi sayang, rinduku telah hilang.

(4) Soal makanan, tak usah dibicarakan lagi di sini.

Agar kita bisa mengetahui makna mana yang dikehendaki dalam sebuah kalimat yang mengandung kata kontranim, kita melihat secara utuh kalimat tersebut. Akan lebih jelas lagi apabila kita melihat kalimat atau paragraf sebelum dan sesudah kalimat yang mengandung kontranim tersebut. Dengan demikian, kita dapat mengetahui maksud yang diinginkan penulis.

Seperti dalam contoh kalimat (1), (2), (3), dan (4), kita dapat mengetahui makna kata kontranim adalah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun