Mohon tunggu...
Tata Tambi
Tata Tambi Mohon Tunggu... Guru - mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Belajar menulis. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pelat atau Plat?

2 Agustus 2024   05:17 Diperbarui: 2 Agustus 2024   05:20 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kegiatan berbahasa masyarakat sehari-hari, terjadi persaingan bentuk kata pelat dan plat.  Sebagian masyarakat memakai kata pelat, banyak pula yang memakai kata plat.  Berikut adalah contoh beberapa judul berita yang menunjukkan persaingan kata pelat dengan plat.

Judul berita (1) dan (2) menggunakan kata plat sementara judul berita (3) menggunakan kata pelat.  Bentuk kata mana yang lebih dianjurkan digunakan?

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat mencantumkan kata pelat pada halaman 1.039. Pelat dijelaskan artinya sebagai berikut.

pe.lat a 1 kurang sempurna mengucapkan kata-kata (spt raja diucapkan laja); telor

pe.lat n 1 piringan hitam (piringan gramofon); 2 logam yang pipih (tipis).

Bagaimana dengan bentuk kata plat? Kata plat memang dicantumkan dalam KBBI Edisi Keempat pada halaman 1.085 namun kita diarahkan menuju kata pelat. Plat pelat.

Setali tiga uang. KBBI VI Daring sebagai KBBI mutakhir yang resmi diterbitkan oleh Badan Bahasa mengesahkan kata pelat sebagai kata yang dibakukan dan dianjurkan digunakan dalam kegiatan berbahasa.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan,

  • Kata pelat memiliki dua makna. Pertama, keadaan seseorang yang kurang sempurna mengucapkan kata-kata. Biasa disebut cadel atau telor. Kedua, piringan hitam atau logam pipih semisal pelat nomor kendaraan yang kita kenal saat ini.
  • Bentuk kata yang  lebih tepat dan dianjurkan digunakan dalam kegiatan berbahasa adalah pelat, bukan kata plat.

Rujukan:

Depdiknas.  2014. KBBI Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

KBBI VI Daring. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kemendikbudristek RI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun