Mohon tunggu...
Tata Tambi
Tata Tambi Mohon Tunggu... Guru - mengajar, menulis, mengharap rida Ilahi

Belajar menulis. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karakteristik Buah dan Pohon Surga (Petani 2 Negeri #5)

13 Mei 2024   16:30 Diperbarui: 13 Mei 2024   17:14 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurma dan dilema. Dua macam buah ini seolah mewakili karakteristik buah-buahan surgawi. Kurma seakan-akan representasi keberlimpahan jumlah juga yang menggiurkan mata yang memandang, sebab ia tersaji dalam bentuk tandal, ber-domol, seperti halnya pisang dan anggur.

Sedangkan delima, sekalipun hadir dalam wujud tunggal namun sejatinya ia menyimpan sekian banyak buah. Meraih satu, namun mendapatkan banyak. Tak jauh berbeda dengan jeruk, manggis, nangka, cempedak, durian dan buah sejenis yang mengangung pongge-pongge atau buah-buahan di dalam tubuhnya. Bukan satu berarti satu, seperti mangga, apel, dan sebagainya.

Lebih jauh tentang buah-buahan dan pepohonan surga, mari susur-renungi tulisan berikut,

" Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga" (QS Arrahman: 46).

"Kedua surga itu memiliki pohon-pohonan dan buah-buahan" (QS Arrahman: 48).

Mujahid mengatakan," yang memiliki afnan artinya yang memiliki banyak dahan." Beda lagi dengan Ibnu Abbas,"dahan-dahan dari setiap pohon itu saling beruntaian satu sama lain," ujarnya sebagaimana dinukil oleh Ath-Thabari (Tafsir Ath-Thabari, 23/60). Al Baghawi juga menyebutkan pendapat Al Hasan terkait frasa "yang memiliki afnan. "Yang memiliki perteduhan," katanya. "Beraneka ragam buah," komentar Said bin Jubair dan Addhahak. Atha' mengompromikan beberapa pendapat yang ada dan mengatakan, "pada masing-masing cabang terdapat bermacam-macam buah" (Tafsir Al-Baghawi, 4/340).

"Di surga ada tumbuhan yang rendah atau merayap, ada pula yang menjulang," jelas Ar Razi. Ia melanjutkan, "Ada yang bersifat dasar panas ada juga yang bersifat dasar dingin. Atau, ada buah-buahan yang berasal dari daerah berhawa panas, ada juga berasal dari daerah beriklim dingin. Ada yang buahnya terlihat, ada juga buah buahnya tersembunyi," (Tafsir Ar Razi, 29/380).

"Sangat dekat," kata Al-Barra bin Azib, "masing-masing bisa meraihnya sambil tidur-tiduran di ranjangnya," (Tafsir Ibnu Katsir, 8/230). "Jika ia berdiri, buah itu naik sekira mudah dipetiknya," kata Mujahid. "Jika ia duduk, buah itu menjuntai sekira bisa digapainya. Jika ia berbaring, ia menjulur sekira bisa diraihnya," (Tafsir Ath-Thabari, 24/103). 

"Setiap kali buahnya dipetik dari pohonnya, saat itu pula muncul buah yang lain di tempat yang sama," kata Abu Ubaidah (Tafsir Ath-Thabari, 1/386). Begitu banyak, begitu beragam, meneduhkan. Di antara juntaian bebuahan dan keteduhan pohon-pohon rindang yang menjulang sehingga, "Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya," (QS Ar Rahman: 64).

Ya Allah, mudahkan langkah kami ke sana. Perkenankanlah kami berteduh di sana dan menikmati bebuahannya sambil bertelekan dengan bahagia.

(Serial Petani 2 Negeri, Hayik El Bahja, #5)   

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun