Mohon tunggu...
Tata Danamihardja
Tata Danamihardja Mohon Tunggu... -

I'm a man, smart, but neglected by the system. Managing several blogs, including http://tatapedia.blogspot.com and http://tataberpuisi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

BREAK ON MATCH

18 Oktober 2013   09:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:23 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sumpah, nonton pertandingan sepakbola semalam bener-bener seru dan menegangkan. Indonesia vs Korea menampilkan tontonan yang sangat layak ditonton. Apalagi timnas U19 akhirnya memenangkan pertandingan: 3 - 2. Puas!

Tapi ada yang sangat mengganjal. Saat pertandingan sedang berjalan, beberapa kali RCTI kan iklan yang memenuhi layar. Meski iklan itu durasinya hanya sekitar 15 detik, buat saya tetap saja sangat mengganggu!

Saat menonton pertandingan - apalagi yang bagus - biasanya penonton tidak ingin kehilangan moment apa pun. Setiap detik menjadi sangat berharga, apalagi untuk pertandingan yang menyangkut kebanggaan sebagai bangsa. Dan RCTI agaknya lupa soal itu sehingga memilih untuk mengganggu penonton dengan iklan yang aneh semacam itu. Alasan utamanya, apa lagi kalau bukan soal uang!

Konsep iklan seperti ini namanya 'Break on Match'. Artinya iklan yang dimunculkan di tengah-tengah pertandingan yang sedang berlangsung. Dan slot iklan Break on Match ini dipatok RCTI dengan harga 500 juta rupah untuk satu spot, jauh lebih mahal dibanding iklan di slot lain yang cuma sekitar 100 sampai 200 juta rupiah dengan durasi yang sama.

Kenapa bisa lebih mahal? Asumsinya, penonton pasti tidak ingin kehilangan moment pertandingan sehingga mereka dijamin tidak akan memindahkan saluran. Dengan kata lain, penonton dipaksa untuk menonton iklan 'Break on Match' yang dtayangkan.

Konsep menjual slot iklan dengan cara ini konon pernah dilakukan dalam beberapa siaran sepakbola di Amerika Selatan. Meski durasinya lebih pendek (sekitar 3 sampai 5 detik), tetap saja menuai banyak protes.

Pertanyaannya, benarkah iklan yang dtayangkan dengan cara ini bisa mendongkrak penjualan produk? Belum ada penelitian resmi soal itu. Tapi kalau saya pemilik produk, saya jelas tidak akan memilih slot iklan 'Break on Match' untuk memperkenalkan produk. Besar kemungkinan penonton mengingat brand saya dengan citra negatif, sebab mereka sedang dalam kondisi kesal saat menontonnya.

Kasarnya, dikenal mungkin iya, tapi untuk memutuskan membeli, nanti dulu. Mereka pasti ingat brand inilah yang telah mengganggu kenyamanan mereka menonton dan merampas hak mereka untuk mengakses setiap detik pertandingan tanpa gangguan.

Sudah saatnya stasiun televisi dan pengiklan berpikir cerdas. Berhentilah menganggap penonton Indonesia itu bodoh-bodoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun