Salah satu penggunaan bioenergi ialah dengan memanfaatkan bahan dari minyak nabati yaitu limbah minyak goreng atau minyak jelantah. Minyak jelantah merupakan limbah yang diperoleh dari berbagai jenis minyak goreng seperti minyak jagung, minyak sayur, minyak samin, dan lain sebagainya. Apabila minyak ini dibuang ke lingkungan akan menyebabkan naiknya nilai Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD), selain itu pada perairan akan menimbulkan bau busuk karena degradasi biologi.
Tandan kosong kelapa sawit atau yang sering disebut TKKS adalah limbah padat dari industri minyak sawit hasil pemasakan tandan buah segar sawit. Limbah TKKS selama ini hanya dimanfaatkan untuk dibakar, sehingga abunya dapat digunakan sebagai pupuk kalium. Namun usaha pembakaran TKKS tersebut ternyata tidak efektif dan pemerintah melarang hal tersebut karena dapat menimbulkan pencemaran udara.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Riau melakukan pengolahan limbah minyak jelantah dan abu tandan kosong kelapa sawit menjadi DES, sebuah katalis yang tidak mudah terbakar, tidak mudah menguap, dan biodegradabilitas. Dibandingkan dengan pelarut organik, DES merupakan pelarut yang ringan dan penyimpanannya lebih mudah. Oleh karena itu, pengembangan DES (Deep Eutectic Solvents) sebagai pelarut dan katalis banyak menarik perhatian. DES kemudian akan diaplikasikan pada pembuatan biodiesel ramah lingkungan.
Tim PKM ini bernama Ecodesel Catalyst, diketuai oleh Irsal Hanafi yang beranggotakan Tasya Widia Maharani, Muhammad Rauf Saputra, Masythoh Zulti, dan dibimbing oleh Dr. Ida Zahrina, S.T., M.T. Harapannya dari kegiatan ini dapat mengembangkan pelarut ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H