LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) merujuk pada keberagaman orientasi seksual dan identitas gender. Lesbian adalah perempuan yang tertarik pada perempuan, sedangkan gay adalah laki-laki yang tertarik pada laki-laki. Biseksual adalah individu yang tertarik pada keduanya, baik laki-laki maupun perempuan. Sementara itu, transgender adalah individu yang identitas gendernya berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir. Transgender tidak selalu berkaitan dengan kelainan atau keraguan pada organ reproduksi. Identitas gender merupakan pengalaman internal seseorang, dan tidak selalu sejalan dengan jenis kelamin biologisnya.
Masa remaja adalah periode penting dalam pembentukan identitas seksual dan gender. Pada tahap ini, remaja mulai mengeksplorasi orientasi seksual serta identitas gender mereka, dengan lingkungan sekitar memainkan peranan signifikan. Proses ini bisa menjadi sangat kompleks dan menantang. Lingkungan sosial tempat mereka tumbuh dan berkembang memainkan peran krusial dalam membentuk dan memengaruhi identitas LGBT mereka.
Berikut beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi adanya identitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) pada remaja:
- Pengaruh teman sebaya, seperti pergaulan dengan teman-teman LGBT
- Keluarga yang tidak harmonis dengan kurangnya figur orang tua
- Paparan media dan budaya populer, baik positif maupun negatif, juga memiliki peran dalam membentuk pandangan remaja tentang diri mereka sendiri.
Penting untuk diingat bahwa orientasi seksual adalah kompleks dan tidak ditentukan oleh satu faktor tunggal. Kombinasi faktor biologis, psikologis, dan lingkungan berperan dalam pembentukan orientasi seksual seseorang. Penting juga untuk menyadari bahwa menjadi LGBT bukanlah penyakit, melainkan variasi alami dari orientasi seksual dan identitas gender manusia.
Bagaimana jika teman atau seseorang yang kita kenal adalah seorang LGBT?
Jika teman atau seseorang yang kita kenal adalah seorang LGBT, penting diingat bahwa mereka tetap individu yang sama, dengan perasaan, impian, dan kebutuhan yang sama. Untuk mendukung mereka, bersikaplah terbuka dan mendengarkan. Hormati privasi mereka dan jangan memaksa mereka untuk berbagi jika belum siap.
Jika dia ingin berubah, bantu dia untuk mencari lingkungan yang positif yang dapat membantunya membangun. Meskipun tidak mudah, namun pasti ada jalan jika kita mau berusaha. Semua rasa trauma dan pengaruh lingkungan membentuk diri kita, namun sebaiknya tidak kita jadikan alasan. Berdamailah dengan masalah tersebut dan ubahlah pandangan kita terhadapnya. Tetaplah menjadi teman yang baik, terimalah mereka apa adanya, dan hargai perbedaan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H