Mungkin, Bapak enggak bisa duduk dan main sama kalian. Tapi, Bapak mah enggak kepengen kehilangan kalian. Bapak kepengen, kalian tumbuh Bersama Bapak di samping kalian. Bapak ada disini.
Setiap laki-laki di dunia ini, akan berganti peran untuk mencari pasangan hidup dan menjadi seorang Ayah ataupun Bapak dari keturunan mereka. Pasti sangat bahagia, bukan? Melihat tumbuh kembang anak dari lahir hingga dewasa merupakan hal yang sangat indah. Memanfaatkan momen kebersamaan agar dijadikan sebagai kenangan terbaik dalam hidupnya.
Berkumpul dengan keluarga adalah momen yang tidak pernah terlupakan. Apalagi di akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu, adalah hal yang tidak boleh terlewatkan bagi seorang Ayah ataupun Bapak untuk beristirahat mencari nafkah dan memanfaatkan berlibur bersama keluarga, sambil memberikan wejangan kepada sang anak, agar semangat menjalani hidup.
Bersyukurlah bagi seseorang yang dapat memanfaatkan waktu berlibur di Hari Sabtu dan Minggu, untuk berkumpul bersama Bapak dan Ibu mereka. Namun, bagaimana dengan seorang anak yang kehilangan Sang Bapak untuk pergi selama-lamanya? Bagaimana mereka memanfaatkan momen bersama keluarga meskipun tidak lengkap?
Hal ini tergambarkan pada sebuah Serial yang ditayangkan di Platform Streaming Online Prime Video, berjudul 'Sabtu Bersama Bapak' yang tayang pada 29 Juni 2023, berdasarkan novel terlaris di Indonesia karya Adhitya Mulya, yang dahulunya pernah diadaptasi melalui Film dengan judul yang sama, tahun 2016.
Serial ini menceritakan keluarga kecil yang sederhana, yaitu Gunawan Garnida yang berperan sebagai Bapak, beserta Istrinya Itje Kusmana dan kedua anaknya Satya Garnida dan Cakra Garnida hidup harmonis dan penuh hangat. Namun, mereka harus menelan kenyataan pahit bahwa Bapak Gunawan menderita penyakit kronis dan tidak mempunyai umur panjang.
Sang Bapak menderita Kanker Paru-Paru kronik saat Satya dan Saka berusia delapan dan lima tahun. Mengetahui bahwa umurnya tidak panjang, beliau merasa takut jika mereka kehilangan sosok figur 'Bapak' saat dirinya berpulang dan tidak ingin Istrinya merasa sendirian untuk mendidik mereka sampai dewasa.
Bukti cintanya kepada kedua anak dan Istrinya, beliau memanfaatkan sisa hidupnya ditengah perjuangannya melawan kanker, dengan merekam berbagai pesan dan wejangan penting bagi tumbuh kembang Satya dan Saka sampai dewasa, agar kedua anaknya semangat dalam menjalani hidup, tanpa dirinya.