Menjadi produktif di tengah gaya hidup hustle culture kini sudah menjadi tren bagi masyarakat. Gaya hidup ini banyak dilakukan oleh mereka yang terobsesi dengan cara kerja berlebihan dan tidak mengenal waktu. Ya, ini hampir mirip dengan overwork. Sayangnya, sering kali gaya hidup hustle culture justru dianggap sebagai standar dalam mencapai sebuah kesuksesan di usia muda. Padahal, hal ini bisa menimbulkan beberapa dampak negatif.
Apakah kamu sendiri termasuk salah satu orang yang sering merasa bersalah jika tidak produktif? Jika iya, mungkin kamu adalah salah satu korbannya. Toxic productivity adalah sebuah perasaan dan pikiran yang membuat orang merasa bahwa pekerjaan atau kegiatan yang telah dilakukan itu tidak cukup dan tidak memuaskan. Nah, hal inilah yang membuat orang merasa bahwa mereka harus terus bekerja demi mengejar target atau memenuhi kepuasan tersendiri. Mereka juga akan merasa bersalah jika tidak melakukan apapun di waktu luang, meskipun itu adalah waktu untuk sekedar beristirahat sejenak.
Beberapa orang mungkin menjadikan produktivitas sebagai hal yang wajib dilakukan untuk mengembangkan potensi diri. Jadi, apabila tidak produktif, mereka akan merasa dirinya tidak berkembang. Tentu hal ini merupakan suatu kesalahan, karena pengembangan diri dan kesuksesaan seseorang tidak bisa hanya diukur dari seberapa tingkat produktivitasnya saja. Justru, dengan cara bekerja atau aktivitas berlebihan itulah yang akan membuatmu mudah stres atau burnout, jauh dari orang terdekat, bahkan sakit.
Memang benar adanya, apabila ingin bersungguh-sungguh dalam mendapatkan sesuatu kamu harus konsisten melakukannya. Namun jika sudah sampai tingkat 'toxic' atau 'over' itu berarti sudah tidak baik ya! Karena, jiwa dan ragamu punya kapasitas dan butuh waktu yang cukup untuk beristirahat. Kamu bisa coba lakukan me time, berkumpul dengan orang terdekat, atau hal lainnya untuk beristirahat sekaligus menghibur diri. Ingat, worklife harus balance ya!
Mulai sekarang, lebih baik kurangi terlalu memforsir dirimu. Meskipun kalau dipikir memang terkadang tidak mudah hidup di era hustle culture yang mungkin membuatmu merasa 'tertinggal' atau FOMO dengan pencapaian orang lain. Marilah fokus dengan diri sendiri, lakukan saja hal terbaik semampu dirimu dan dengan caramu sendiri. Kamu perlu ketahui bahwa kesehatan fisik dan mental adalah kunci penting untuk hidup bahagia. Kamu harus ingat kutipan ini ya "Kerja sewajarnya saja, kalau sakit, mati, keluarga yang sedih. Kantor tinggal cari keryawan lagi." Hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H