0,19
Tembaga (Cu)
0,12
Natrium (Na)
0,59
Sumber: Lisnasari (1995).
Seringkali limbah produksi tahu tidak diolah dengan benar sebelum dibuang sehingga mencemari lingkungan. Selain mengandung logam berat Pb, Fe, dan Cu, limbah ini berbau busuk oleh karena degredasi dari sisa protein menjadi amoniak. Artikel yang Anda baca ini menyajikan solusi pengolahan limbah tahu menjadi pupuk organik cair yang ekonomis, namun tidak mengurangi manfaatnya. Tanaman membutuhkan pupuk untuk suplai unsur hara agar pertumbuhannya optimal, sama halnya seperti manusia butuh makanan untuk suplai gizi supaya dapat bertahan hidup. Pupuk diketahui dapat membuat media tanam lebih subur, menyediakan unsur hara untuk diserap akar tanaman, dapat pula dijadikan sebagai pembenah tanah. Dengan demikian, pemupukan tanaman sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan tanaman.
Limbah cair tahu memiliki kadar air dan protein yang tinggi. Selain itu, apabila diolah dengan benar kandungan hara POC limbah tahu dapat memenuhi standar mutu Permentan nomor: 28/SR.130/B/2009. Akan tetapi, perlu ditambahkan bahan baku lain untuk mendapatkan komposisi pupuk yang diinginkan. Beberapa bahan yang dapat ditambahkan pada pembuatan POC limbah cair tahu, diantaranya:
- Paitan dan gamal untuk menambah kandungan Nitrogen.
Paitan (Tithonia diversifolia (Hamsley) A. Gray) maupun Gamal (Gliricidia sepium) dapat Anda tambahkan pada limbah cair tahu untuk mendapatkan POC kaya akan nitrogen. Keduanya memiliki kandungan Nitrogen yang tinggi. Apabila difermentasikan bersama dengan limbah cair tahu akan menghasilkan pupuk organik cair yang kaya akan hara N. Cocok untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Pembuatan POC dapat dilakukan dengan memfermentasi limbah cair tahu kemudian ditambahkan dengan serbuk paitan atau gamal dengan waktu fermentasi selama 12 hari. Serbuk paitan dan gamal dapat dibuat dengan mengeringkan daun dan batang, kemudian dihaluskan untuk didapatkan serbuk.
- Kulit nanas, batang pisang, dan daun ketapang untuk menambah kandungan Phospor.
Ketiga-tiganya mengandung fosfor tinggi, cocok digunakan untuk pembuatan pupuk organik. Pembuatan POC dapat dilakukan dengan memfermentasi limbah cair tahu kemudian ditambahkan dengan kulit nanas/ batang pisang/ daun ketapang yang telah dicacah, dengan waktu fermentasi selama 7-12 hari. Penambahan hara fosfor melalui POC akan lebih efektif dibandingkan dengan pupuk padat karena diaplikasikan langsung ke tanaman, membuat fosfor mudah diserap tanaman dan menghindari resiko hara tercuci oleh air.
- Kulit pisang dan jerami padi, ditambah dengan air kelapa untuk menambah kandungan Kalium.
Kandungan kalium pada kulit pisang dan jerami padi tinggi sehingga cocok dimanfaatkan untuk mendapatkan POC yang kaya akan kalium. Proses fermentasi secara khusus ditambahkan dengan air kelapa yang memang kaya akan K/ Potassium dan mengandung gula dengan jumlah yang bervariasi. Pembuatan POC dilakukan dengan memfermentasi limbah cair tahu dan air kelapa kemudian ditambah dengan kulit pisang atau jerami padi yang telah dicacah. Waktu fermentasi selama 12-14 hari.
Jangan lupakan catatan berikut ketika Anda memfermentasikan limbah cair tahu. Pertama, tambahkan starter EM4 agar proses fermentasi berjalan lebih cepat. Kedua, Anda bisa menambahkan air gula sebagai nutrien yang dibutuhkan mikroorganisme selama proses fermentasi. Ketiga, pastikan ember, tong, atau jerigen tempat Anda memfermentasikan POC kedap udara dan terbebas dari kontaminan. Keempat, pastikan kondisi lingkungan seperti pH, dan suhu terkontrol. Simpan POC pada tempat yang teduh, terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung.
Selamat mencoba dan mengkombinasikan formula pupuk Anda! Salam Tani.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H