Tahu. Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata tahu? Sebagian besar orang mungkin berpikir tentang makanan tradisional, bertekstur lembut, bergizi, dan murah harganya. Tak sedikit yang melayangkan pikirannya langsung pada makanan olahan tahu. Tahu bakso, tahu walik, pepes tahu misalnya. Masyarakat memang sangat familiar dengan fermentasi kedelai yang satu ini. Ditambah lagi data BPS (2020), menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi tahu masyarakat Indonesia selama 3 tahun terakhir sebesar 8,09 kg/kapita. Hal ini membuat industri tahu semakin pesat berkembang karena permintaannya tinggi.
Menilik pada proses pengolahannya, industri tahu menghasilkan limbah padat dari proses penyaringan dan penggumpalan, serta limbah cair dari proses pencucian, perebusan, pengepresan, dan pencetakan tahu. Bisa Anda bayangkan berapa liter limbah cair dari serangkaian proses ini? Ya, sangat banyak bukan. Tak terbayang bila limbah ini dibuang begitu saja ke sungai tanpa diolah.
Tabel 1. Kandungan Senyawa pada Limbah Cair Tahu
Senyawa
Kadar (mg/L)
Timbal (Pb)
0,24
Kalsium (Ca)
34,1
Besi (Fe)