“ANALISIS PEMASARAN ABON IKAN SIDAT DI SUKABUMI”
Junianto1 dan Tasya Nabila Witania Suhanda2
Dosen Departemen Perikanan_UNPAD
Mahasiswa Program Studi Perikanan _ UNPAD
Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya meningkatkan konsumsi ikan per kapita nasional. Pada tahun 2018, konsumsi ikan nasional mencapai 50,69 kg per kapita (Antara News, 2018). Angka konsumsi ini dihasilkan dari jumlah kilogram ikan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia selama satu tahun, dalam bentuk konversi sesuai dengan konsumsi ikan segar utuh, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2003) merekomendasikan makan setidaknya dua porsi ikan seminggu.
Salah satu ikan yang hidup di perairan pedalaman Indonesia adalah sidat (Anguilla sp). Ikan sidat memiliki kelebihan dalam diet tinggi, dimana per 100 gram daging belut terdapat vitamin 5.000 IU (Sarwono, 2000), juga mengandung kalori 303 gram, protein 1,0 gram, lemak 19,0 gram, fosfor 200 gram, 20 gram zat besi, 700 IU/100 gram vitamin A, 0,10 mg vitamin B, 2,0 mg vitamin C, dan kadar air 58 gram (Affandi, 2001).
Lubang merupakan nama lokal ikan sidat di daerah Sukabumi ikan sidat sendiri adalah makanan yang populer dan termasuk barang mewah. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sidat, sekitar 80% ditutupi oleh kegiatan budidaya, meskipun benih (elver dan sable) terus bergantung pada hasil tangkapan di alam. Masyarakat Jepang merupakan konsumen belut terbesar di dunia dengan total konsumsi 100.000 ton per tahun. Negara lain seperti China, Korea, Amerika, Denmark, Perancis, Italia, Bergia dan Jerman juga merupakan negara yang banyak mengkonsumsi belut (Fahmi dan Hirnawati, 2010). Upaya pengenalan produk sidat kepada masyarakat lokal di Indonesia saat ini mulai diwujudkan dengan memproduksi makanan olahan yang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia salah satunya yaitu abon.
Abon ikan merupakan produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari daging ikan, atau olahan ikan yang diberi bumbu. Abon diolah dengan cara perebusan, penggorengan, pengepresan atau pemisahan minyak. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, dan memiliki daya awet yang relatif lama. Jenis ikan yang baik untuk pembuatan abon adalah jenis ikan yang mempunyai serat yang kasar dan tidak mengandung banyak duri. Pada proses pemasakan abon ikan, selain penggorengan juga dapat dilakukan dengan metode penyangraian. Kedua metode ini akan mempengaruhi karakteristik mutu kimia organoleptik produk abon yang dihasilkan.
Tabel Kandungan Gizi Abon Ikan Sidat
Kandungan
Jumlah
Omega 3
10,9
EPA
1337
DHA
742
Vitamin A
4709
Vitamin B
6,1
Zat Besi
1
Protein
38
Kalori
375
Kalsium
40