Mohon tunggu...
Tasya Khairunnisa
Tasya Khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

If you never try, you'll never know.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Partisipasi Kaum Milenial dalam Kesadaran Berpolitik

5 Desember 2021   13:34 Diperbarui: 13 Desember 2021   16:39 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya Kesadaran Berpolitik bagi Kaum Milenial | Sumber: Freepik

Menurut Aristoteles, manusia merupakan zoon politicon. Secara harfiah, zoon politicon artinya adalah binatang yang berpolitik. Pernyataan Aristoteles tersebut dapat dipahami bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri sehingga mereka harus hidup secara berdampingan dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya sebagai manusia. Adanya saling ketergantungan antarmanusia inilah yang membentuk tujuan hidup bersama. Dengan kata lain, tujuan bersama akan semakin kuat jika banyak orang yang ikut bergabung dan berpartisipasi.

Salah satu aspek penting dalam membangun negara demokrasi dan juga merupakan ciri dari adanya modernisasi politik yang berkelanjutan adalah kesadaran akan partisipasi politik. Dalam hal ini, dapat dipahami bahwa partisipasi politik merupakan hal yang bersifat sukarela bagi orang-orang yang ikut aktif secara politik. Peran masyarakat sebagai subjek dalam pembangunan juga berkaitan dengan keikutsertaan dalam menentukan keputusan, baik itu keputusan bersama maupun keputusan umum. Jadi, kerja sama sangat dibutuhkan agar dapat menciptakan keputusan politik yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, termasuk dalam proses pengambilan keputusan yang terjadi di antara partai politik dan masyarakat.

Bagaimana dengan partisipasi politik dari generasi milenial? Pemuda atau generasi milenial memang erat kaitannya dengan pemilih pemula. Generasi milenial sering kali dianggap tidak tertarik dengan partisipasi politik. Berdasarkan data dari laporan EACEA pada tahun 2012, terdapat pernyataan yang menunjukkan bahwa sangat sedikit dari kaum milenial yang ingin berpartisipasi secara langsung dalam partai politik dan mereka juga cenderung menjadi bagian dari masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya. Selain itu, survei yang dilakukan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada awal November 2017 mengungkapkan bahwa hanya terdapat 2,3% kaum milenial yang tertarik dengan isu-isu sosial dan politik. Dengan kata lain, kaum milenial termasuk ke dalam kategori yang rentan (tidak terlalu memiliki minat untuk membahas politik).

Faktanya, generasi milenial dianggap sebagai generasi yang melek tentang informasi. Kuatnya arus informasi yang sering kali digunakan oleh generasi milenial, membuat mereka dikenal lebih kritis. Namun, banyak juga dari mereka yang cenderung bersikap apatis dengan isu politik. Hal itu bisa terjadi karena pengetahuan politik dari sebagian generasi milenial masih kurang.

Generasi milenial adalah bagian dari masyarakat atau pemilih pemula yang juga berperan dalam mengontrol proses politik dan keberlangsungan kehidupan demokrasi di tanah air. Karena itu, pendidikan terhadap politik memiliki peran penting bagi kaum milenial agar roda pemerintahan yang demokratis dapat terus berlanjut dalam melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia ke depannya. Tidak hanya itu, kaum milenial juga dapat meningkatkan pengetahuan politiknya melalui lingkungan sekolah/kampus.

Seperti yang kita ketahui bersama, peran generasi milenial dalam meningkatkan kesadaran tentang partisipasi politik sangatlah penting. Potensi kekuatan politik dari generasi milenial cukup besar karena jumlah mereka yang banyak. Namun, generasi ini memiliki sedikit minat terhadap partisipasi politik konvensional dan penyebabnya ada berbagai macam. Atas dasar itu, generasi milenial harus lebih membuka diri terhadap politik. Misalnya, dengan menulis di jejaring sosial yang berkaitan dengan politik.

Pada dasarnya, pengetahuan tentang politik dapat diperoleh melalui lingkungan keluarga, sekolah, bahkan partai politik. Beberapa faktor tersebut tentu saja dapat mempengaruhi partisipasi politik setiap individu atau kelompok, termasuk pada generasi milenial. Karena itu, partisipasi politik generasi milenial sangat diperlukan demi kemajuan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun