Mohon tunggu...
Pradindha Tasya Irawan
Pradindha Tasya Irawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

INI AKUN TUGAS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Neorealisme dalam Politik Global One China Policy

17 Oktober 2023   21:33 Diperbarui: 17 Oktober 2023   21:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama tiga dekade terakhir, neorealisme telah menjadi teori hubungan internasional yang paling populer di dunia saat ini. Dibandingkan dengan karakteristik manusia dalam realisme klasik, neorealisme berkonsentrasi pada pembicaraan tentang sifat dunia yang anarkis. Kurangnya operasi polisi internasional menyebabkan kekacauan di sistem, memaksa negara-negara yang kuat untuk menyerang negara-negara yang lebih lemah, dan membiarkan negara-negara lain memperoleh kekuatan untuk membela diri. Dalam konteks One China Policy, Neorealisme adalah pendekatan teoretis yang menekankan betapa pentingnya kekuasaan, keseimbangan kekuatan, dan anarki sistem internasional dalam membentuk dinamika politik global. Neorealisme menekankan bahwa negara-negara bertindak untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan relatif mereka di tengah anarki global. Sebagai negara yang sangat kuat, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menggunakan kekuatan politiknya untuk mendukung kebijakan Satu Tiongkok---ide bahwa Tiongkok dan Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari satu "Tiongkok".

Keseimbangan kekuatan adalah elemen penting dalam perspektif Neorealisme. Sebagai kekuatan dominan di wilayahnya, Tiongkok berusaha mempertahankan hegemoni di wilayah tersebut dan memengaruhi negara-negara tetangganya, kebijakan One China adalah strategi untuk mempertahankan stabilitas mengurangi hambatan terhadap legitimasi kekuasaan Tiongkok di mata dunia adalah kebijakan One China. Penekanan Neorealisme pada "kekuasaan negara" juga dikaitkan dengan literatur politik komparatif mengenai otonomi  dan legitimasi negara. Bisa dibilang, terutama dalam kasus negara baru seperti Tiongkok, bahwa para pemimpin sangat memperhatikan mempertahankan legitimasi nasional, karena meskipun negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, modernisasi militer yang kuat, dan pembangunan yang tidak merata secara geografis dan sosial, masyarakatnya juga mengalami perubahan besar, yang berdampak pada hubungan negara-masyarakan.

Selain itu, Neorealisme memperhatikan identitas dan identitas kolektif. China menganggap kebijakan One China sebagai gambaran kesatuan dan identitas nasional, dan negara itu mengakui Taiwan sebagai bagian integral dari wilayahnya.Untuk mempertahankan supremasi regional dan mempengaruhi stabilitas politik global, Tiongkok menggunakan kebijakan Satu China sebagai alat diplomasi dan strategi geopolitik dalam interaksi dengan aktor global, terutama Amerika Serikat dan negara-negara tetangganya. Neorealisme membantu menganalisis dinamika politik global terkait kebijakan Satu China dengan mempertimbangkan elemen penting seperti kekuasaan, keseimbangan, anarki, dan identitas negara.

Dengan menggunakan analisis neorealis, tulisan ini berpendapat bahwa pertimbangan keamanan global serta keadaan dan tatanan politik internal negara memengaruhi kebijakan luar negeri seorang pemimpin negara. Dengan kata lain, meskipun struktur kekuasaan internasional menentukan batas-batas reaksi dan perilaku politik yang dapat diterima, peluang dan hambatan nasional, terutama institusi, ideologi, dan kepentingan. Pada akhirnya menentukan bentuk keputusan dan ekspresi tertentu.

Neorealisme masih harus diklasifikasikan sebagai pra-teoritis. Namun, belum ada rumusan hipotesis yang tepat. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai mekanisme dan elemen utama yang memengaruhi kebijakan luar negeri dan keamanan Tiongkok. Integrasi yang lebih kuat dapat bermanfaat bagi negara-negara. Hal ini juga akan membuka jalan bagi peningkatan partisipasi perdebatan di kalangan pakar hubungan internasional Tiongkok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun