Â
B. Model pembelajaran Collaborative
1. Pengertian Pembelajaran Collaborative Learning
     Dalam pembelajaran kolaboratif, siswa berkolaborasi dalam kelompok untuk membantu satu sama lain dalam memecahkan tantangan yang menantang. Pembelajaran selalu disertai dengan diskusi, sharing, dan debat dengan sudut pandang yang kondusif dan memperkaya wawasan. Dengan demikian, komponen kunci pembelajaran kolaboratif adalah penerapan kelompok teman sebaya dan esensi sosial. Siswa diberi tanggung jawab untuk meneliti informasi dan menyajikannya dalam kelompok tanpa bantuan guru berkat pembelajaran kolaboratif. Untuk membantu siswa lebih memahami seluruh aspek perdebatan, pembelajaran kolaboratif juga merupakan proses pembelajaran kelompok di mana setiap anggota memberikan pengetahuan, pengalaman, gagasan, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan kepada kelompoknya.
     Selain itu, menggunakan strategi ini akan memastikan bahwa setiap siswa memahami diskusi secara setara. Pembelajaran kolaboratif melibatkan pembelajaran dalam kelompok, namun tujuannya bukan untuk membangun kesatuan melalui kegiatan. Sebaliknya, siswa didorong untuk menemukan banyak sudut pandang yang ditawarkan setiap anggota kelompok. Pembelajaran merupakan hasil dari keberagaman atau perbedaan, bukan sesuatu yang terjadi dalam ruang hampa. Pendekatan kolaborasi ini lebih dari sekadar kerja sama sederhana. Pendekatan kolaboratif didasarkan pada teori interaksional, yang memandang pendidikan sebagai proses pengetahuan yang dikonstruksi secara sosial.
     Jadi perbedaan tersebut sudah nampak secara fakta bahwa collaborative ini mengandung makna secara keseluruhan dengan kerjasama dalam proses pembelajaran itu. Dalam pembelajaran collaborative learning terdapat beberapa tipe-tipe pembelajaran yaitu:
    1. Kuesioner berbasis web
      Dalam paradigma ini, siswa menggunakan internet untuk mencari informasi dan menyelesaikan pekerjaan rumah. Untuk             menyelesaikan tugas, siswa harus berkolaborasi untuk menemukan materi terkait, mengevaluasi informasi tersebut, dan              mensintesisnya.
    2. Pendidikan Berbasis Masalah
      Siswa disajikan dengan situasi yang menantang dan otentik dalam metodologi ini. Untuk mendeskripsikan masalah,                  memperoleh data, menganalisis data, dan menghasilkan solusi, siswa harus berkolaborasi.
    3. Pembelajaran Berbasis Proyek