Mohon tunggu...
Tasya Amelia Auranisa
Tasya Amelia Auranisa Mohon Tunggu... Insinyur - be an extraordinary is a must.

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Jember NIM 191910501028

Selanjutnya

Tutup

Money

Kemiskinan yang Menyelimuti Usia Produktif

22 Oktober 2019   23:58 Diperbarui: 23 Oktober 2019   00:32 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak. Menurut BAPPENAS, arti kemiskinan adalah situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya. Kemiskinan juga merupakan suatu problema vital yang kini menjadi tugas negara di seluruh dunia untuk memangkas semua kasus yang akan berdampak pada perkembangan dan kemajuan suatu negara. 

Tak terkecuali adalah negara yang sangat kaya Sumber Daya Alamnya,yaitu Indonesia. Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kondisi geografis yang amat sangat baik, terletak di kawasan agraris membuat Indonesia memiliki sebutan sebagai Negara Kepulauan. Meskipun demikian, negara yang disebut orang orang sebagai 'tanah surga' ini memiliki sisi kemiskinan yang angka nya cukup besar dibandingkan dengan negara berkembang lainnya yang ada di Asia Tenggara.

Angka kemiskinan di indonesia berdasarkan catatan data BPS (Badan Pusat Statistik) pada Maret 2019 sebesar 25,14 juta penduduk. Dimana angka ini  relatif menurun 810 ribu penduduk dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Jika dilihat dari persentase jumlah penduduk, penduduk miskin hingga Maret 2019 tercatat 9,41 persen ,dimana persentasi ini  menurun dibandingkan tahun sebelumnya 9,82 persen. Meskipun demikian, potret kemiskinan di wajah Negara Indonesia masih belum mencapai angka aman. Besarnya angka kemiskinan di Indonesia tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya ialah kemiskinan yang terjadi di kalangan usia produktif. Mungkin, ada banyak pertanyaan yang timbul saat sebuah pernyataan ini muncul. Banyak orang berfikiran bahwa usia produktif lah yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun hal itu tidak terjadi di Kota Banjar

BPS Kota Banjar menyebutkan bahwa penduduk miskin di Kota Banjar umumnya didominasi oleh usia produktif. Kepala BPS Kota Banjar, Nanang Triono Basuki, saat diwawancara Koran HR di ruang kerjanya, Selasa (15/10/2019), mengatakan bahwa angka kemiskinan di Kota Banjar 5,70 persen itu di dalamnya termasuk ada warga berusia produktif, yakni antara usia 15-64 tahun.  Besarnya angka kemiskinan di usia produktif ini disebutkan sesuai dengan karakteristik dari kemiskinan yang ada di Indonesia. Umumnya usia produktif ini dianggotai oleh lulusan SLTA yang masih menjadi tanggungan kepala keluarga.

Lantas yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa hal ini dapat terjadi? Penduduk produktif adalah penduduk yang dapat bekerja dan menghasilkan suatu barang dan jasa,sehingga dapat membawa perubahan pada daerahnya di dalam bidang ekonomi dan jasa.  Berdasarkan data yang dikemukakan oleh BPS,penduduk yang berada pada usia produktif adalah penduduk yang berusia diatas 14 tahun dan berusia di bawah 65 tahun. Namun usia bukan lah satu satunya kunci untuk memenuhi ke produktifan masyarakat nya. Faktor faktor lain yang memicu adanya pertumbuhan ekonomi di usia produktif adalah kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Kualitas SDM tentunya diperoleh dari pendidikan yang tinggi serta pelatihan yang dapat memicu potensi daya saing individu.

Sering kali, kesempatan berkerja warga miskin yang berada dalam usia produktif lenyap, dikarenakan status pendidikan mereka, tentunya soft skill dan pemikiran yang lebih maju dan kreatif yang mereka miliki. Pada umumnya lapangan pekerjaan di Indonesia membuka lowongan dengan syarat harus menempuh pendidikan D3 atau S1, mungkin di beberapa profesi ada yang masih menerima lulusan SLTA tetapi bisa dipastikan hal tersebut jarang ditemukan, mengingat tinggi nya angka persaingan di lapangan pekerjaan. Sehingga hal ini tentu membawa dampak yang buruk terhadap masyarakat yang berkisaran hanya mendapatkan pendidikan hingga di bangku SLTA/SMA dan tak jarang di jenjang SLTP/ SMP. Mereka akan sangat bersaing terhadap para perkerja yang menempuh pendidikan hingga ke jenjang Perguruan Tinggi.

Maka dari itu, peringatan dan penyuluhan akan pentingnya pendidikan sangat penting disalurkan kepada masyarakat, agar masyarakat paham bahwa dengan menempuh pendidikan yang tinggi sangat membawa pengaruh besar terhadap kualitas SDM mereka kedepan nya. Namun, pemerintah juga harus terus meningkatkan kebijakan tentang program program bantuan yang tentunya dapat membantu berperan untuk memajukan pendidikan di Indonesia,beberapa program sudah mulai dikembangkan seperti, Kartu Indonesia Pintar (KIP), Bidikmisi, dll. Dimana bantuan bantuan ini sangat penting untuk menunjang kebutuhan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.

Usia produktif juga dapat mengalami kemiskinan secara kontinu,apabila pemerintahan setempat juga tidak mampu menyediakan lapangan kerja yang luas, sementara kenaikan penduduk dalam usia produktif selalu meningkat setiap tahun nya.

Tidak di pungkiri bahwa besarnya angka kemiskinan yang menyelimuti usia produktif di Indonesia kian membesar. Minimnya pengetahuan akan cara peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia membawa perangai buruk pada potret ekonomi Indonesia di kalangan usia produktif. Meskipun, sepenuhnya permasalahan ini bukan berpusat pada penduduknya, tetapi tetap saja masyarakat yang harus bergerak keras keluar dari tekanan kemiskinan yang menyebabkan hidupnya berkualitas rendah. Pemerintah hanya bisa memfasilitasi kemauan rakyatnya. Karena pemerintah sendiri tidak dapat berbuat banyak, apabila masyarakatnya keras untuk tetap bertahan pada kubangan kemiskinan.

Meskipun demikian, kemiskinan pada usia produktif tentunya bisa mudah untuk dituntaskan. Mengingat pada hakikatnya usia produktif lah yang dapat membantu perkembangan perekonomian daerahnya masing masing, dikarenakan usia produktif masih memiliki spirit dan pemikiran yang masih terus bisa dikembangkan. Penduduk di usia produktif memiliki andil yang sangat besar sebagai identitas ekonomi bangsanya, maka dari itu kemiskinan adalah hal besar yang menjadi tanggung jawab penduduk usia produktif,tentu nya selain pemerintah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun