ANALISIS NOVEL 'ORANG-ORANG BIASA'
     Novel Orang-Orang Biasa menceritakan kehidupan di kota Belantik, kota yang mempunyai sebutan kota naif. Di kota tersebut, terdapat sekelompok orang yang merencanakan perampokan. Kota Belantik dikenal dengan penduduk masyarakatnya yang mempunyai sifat sopan dan ramah. Meski, tidak berpendidikan yang tinggi tetapi masyarakatnya mempunyai perilaku moral yang baik.
     Tetapi sebutan kota "naif" tersebut menghilang karena banyaknya kasus perampokan yang terjadi ketika pawai kemerdekaan. Sebenarnya, perampokan itu bertujuan baik. Uang hasil dirampoknya akan digunakan untuk membayarkan salah satu anak sahabatnya yang bernama Dinah. Anaknya ingin kuliah di fakultas kedokteran di universitas populer dan ternama. Sekelompok perampok tersebut mempunyai 10 anggota yaitu Junilah, Salud, Dinah, Nihe, Sobri, Handai, Debut, Rusip, dan Honorup. Mereka semua sudah bersahabat ketika duduk di bangku sekolah.
      Semua anggota tersebut dianggap sebagai siswa-siswa yang kurang pintar sehingga selalu duduk dibagian deret paling belakang di kelasnya. Beberapa dari mereka, ada yang tidak lulus SMA karena tidak naik kelas berkali-kali. Anggota kelompok mereka juga seringkali mengalami bullying dari Duo Baron dan Trio Bastardin. Saat masa sekolah selesai, mereka tetap bersahabat dengan menjalani kehidupan yang penuh kesederhanaan dan tidak menyeleneh.
      Perampokan yang dilakukan oleh sekelompok orang tersebut diketuai dan didalangi oleh tokoh yang bernama Debut. Awalnya, anggota kelompok yang lain merasa takut dan ragu untuk melakukan tindak tersebut. Tetapi, anggota kelompok yang berjumlah 9 orang tersebut akhirnya mengikuti ide Debut. Hal ini karena, tokoh Debut dianggap sebagai sosok teman yang idealis sehingga dapat dijadikan sebagai pemimpin dengan rencana suatu hal yang selalu bagus. Rencana ini juga disokong oleh Handai yang mempunyai cita-cita sebagai motivator.
     Perencanaan perampokan tersebut disusun dengan strategi yang apik. Misi perampokan dilakukan dengan membagi regu menjadi dua tim. Tetapi, tim pertama gagal melakukan perampokan. Kemudian, tim kedua berhasil melakukan misi perampokan di toko Batu Mulia yang berhasil merampok uang 18 Miliar. Tetapi, di toko Batu Mulia adalah tempat para koruptor menyimpan uang korupsi hingga sekelompok perampok tersebut hampir tertangkap. Lalu, sekelompok anggota geng tersebut melakukan perampokan lagi di tempat lain. Namun, mereka juga tertangkap saat sedang melakukan aksi jahatnya. Sekelompok sahabat tersebut gagal memberikan uang untuk biaya anak Dinah. Tetapi, pada akhir ceritanya anak Dinah berhasil kuliah di fakultas kedokteran dengan cara yang halal tanpa melakukan tindak kejahatan.
- BIODATA PENULIS NOVEL "ORANG ORANG BIASA"
   Andrea Hirata Seman Said Harun atau lebih dikenal sebagai Andrea Hirata, lahir pada 24 Oktober 1966 adalah seorang novelis asal Indonesia yang berasal dari Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Ia lahir di Gantung, Belitung dan tumbuh dalam keluarga miskin yang tidak jauh dari tambang timah milik pemerintah, yaitu PN Timah atau sekarang dikenal dengan sebutan PT Timah Tbk.
   Hirata memulai pendidikan tinggi dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas Indonesia. Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia sangat menggemari sains seperti Fisika, Kimia, Biologi, Astronomi, dan Sastra. Andrea lebih mengindentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sedang mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa di Himalaya.
   Setelah menerima beasiswa di Uni Eropa, dia mengambil program master di Eropa, pertama di Universitas Paris, lalu di Universitas Sheffield Hallam di Inggris. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari universitas tersebut dan ia lulus dengan predikat cum laude. Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah.
   Ia juga menyandang banyak prestasi yaitu sebagai pemenang BuchAwards Jerman 2013, pemenang Festival Buku New York 2013 (general fiction category), honorary doctor of letters (Hon Dlitt) dari Universitas Warwick pada tahun 2015, dan masih banyak lagi prestasi yang diraih oleh Andrea Hirata.
    Karya pertama yang ditulis oleh Andrea Hirata adalah novel Laskar Pelangi pada tahun 2005. Novel ini ditulis berdasarkan pengalaman masa kecilnya di Belitung. Novel ini terjual lima juta kopi, dengan edisi bajakan terjual 15 juta lebih. Dan tentunya masih banyak lagi karya-karya yang ditulis oleh Andrea Hirata seperti Sang pemimpi (2006), Edensor (2007), Maryamah Karpov (2008), Cinta di Dalam Gelas (2010), Padang Bulan (2010), Buku Besar Peminum Kopi (2020), Orang-Orang Biasa (2019), dan masih banyak lagi karya tulis Andrea Hirata yang banyak digemari pembaca di luar sana.
- Â Â Â Â UNSUR INTRINSIK NOVEL 'ORANG-ORANG BIASA'
- TEMAÂ
Tema dari novel 'Orang-Orang Biasa' karya Andrea Hirata adalah perjalanan kehidupan dan perjuangan keras sepuluh orang-orang biasa. Mereka yang berkawan sejak duduk di bangku SMA namun memiliki keterbatasan ekonomi. Yang pada akhirnya mereka harus mencari biaya sebesar 80 juta untuk keperluan membayar biaya pendaftaran Aini anak dari Dinah untuk masuk Fakultas Kedokteran di universitas negeri ternama. Sepuluh kawan tersebut ialah Debut, Tohirin, Handai, Honorun, Rusip, Salud, Sobri, Dinah, Nihe, dan Junilah. Terlihat dari kutipan berikut ini:
"Debut menjelaskan pada Salud bahwa mereka merampok bank untuk mencari dana demi membayar uang kuliah anak Dinah yang mau masuk Fakultas Kedokteran, bukan untuk hal lain. Salud tersenyum." (Orang-Orang Biasa, 2019: 135)"
- ALUR
Alur dari novel 'Orang-Orang Biasa' karya Andrea Hirata dibuat dengan alur campuran, yaitu alur maju dan alur mundur.
- TOKOH Â DAN PENOKOHAN
   Pada novel Orang-Orang Biasa karya Andrea Hirata ini terdapat 14 tokoh yang dimunculkan. Tokoh utama diperankan sepuluh sahabat karib, Debut, Salud, Sobri, Tohirin, Honorun, Handai, Rusib, Duo Nihe-Junilah, dan Dinah. Sedangkan tokoh tambahan diperankan oleh Inspektur Abdul Rojali, Sersan Muda P. Arbi, Trio Bastardin dan Duo Boron, Aini, dan Ibu Desi Mal.