Mohon tunggu...
Naliyan Wilanda
Naliyan Wilanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I am a writer who combines my expertise in science with a passion for educating others. My goal is to provide valuable insights on diverse topics, empowering readers to make informed choices. I believe in the importance of sharing knowledge in an engaging manner, encouraging curiosity and understanding in an ever-changing world. Through my writing, I aim to inspire and connect with audiences from all walks of life.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menapaki Jalur Energi Hijau dengan Blue Ammonia, Gelombang Laut, dan Biohidrogen di Batam, Kepulauan Riau

8 November 2024   10:45 Diperbarui: 8 November 2024   11:10 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Olah Sendiri (2024)

Batam, sebagai pusat industri utama Indonesia, kini melangkah menuju transformasi energi yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dengan potensi besar dalam pemanfaatan energi terbarukan, Batam berencana mengembangkan teknologi blue ammonia sebagai solusi energi bersih. Ammonia biru, yang dapat menyimpan hidrogen hingga 17,6% dari beratnya, menawarkan solusi efisien dalam penyimpanan dan transportasi energi. Dengan dukungan infrastruktur industri yang ada, Batam memiliki peluang besar untuk menjadi pusat produksi ammonia biru yang mendukung ketahanan energi domestik sekaligus berkontribusi pada ekspor energi hijau.

Selain itu, Batam, yang dikenal sebagai "Kota Ramah Investasi," juga tengah menjajaki pemanfaatan gelombang laut melalui teknologi Wave Volt Energy. Teknologi ini mengubah energi kinetik gelombang laut menjadi listrik, yang dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Dengan model pemanfaatan energi gelombang yang dioptimalkan melalui Macroscale Regionalized Ensemble Wave-Energy Modeling (MREWEM), Batam bisa mengembangkan sumber energi ramah lingkungan yang mendukung keberlanjutan jangka panjang.

Sementara itu, di Kepulauan Riau, teknologi Microbial Electrolysis Cell (MEC) menawarkan solusi inovatif dalam menghasilkan biohidrogen dari limbah organik. Dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit dan sumber biomassa lainnya, teknologi ini tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menciptakan sumber energi terbarukan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga riset akan sangat penting untuk memaksimalkan potensi ini dan memastikan transisi menuju ketahanan energi yang lebih baik di Kepulauan Riau.

Dengan berbagai inisiatif ini, Batam dan Kepulauan Riau berpotensi menjadi pionir dalam pengembangan energi hijau di Indonesia, memperkuat ketahanan energi nasional dan membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun