Mohon tunggu...
Tasrifan
Tasrifan Mohon Tunggu... Guru - Guru

tasrifan - temanggung - jawa tengah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelajar - Tawuran - Guru

7 Desember 2013   22:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:12 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajar dan Tawuran, sepertinya bukan topik baru di mata kita, tetapi itulah yang terjadi di sekeliling kita. Bahkan lebih parah lagi ada yang bilang, "Belum jadi pelajar kalau belum merasakan tawuran!".
Sungguh miris bila hal semacam itu yang mendarah daging di pikiran mereka. Bagaimana tidak, alih-alih berprestasi malah membuat sensasi yang tidak mencerminkan seorang pelajar.
Kemudian timbul sebuah pertanyaan, Siapa yang salah dalam posisi yang seperti ini?. Siswa atau guru yang mempunyai tanggungjawab mendidik siswa?.

Memang tugas guru adalah mendidik siswa agar kelak menjadi manusia yang terdidik, tapi bila kita hitung dengan persentase mereka di kelas dengan siswa yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya, tentu sangat kecil sekali sehingga dalam posisi ini guru mempunyai porsi yang kecil untuk mempertanggungjawabkan anak didiknya yang melakukan tawuran, yang punya tanggung jawab lebih adalah orang tua dan lingkungannya.

Jika melihat sebab para pelajar tawuran yang sebenarnya hanyalah masalah sepele, ada yang karena cewek, saling ejek-mengejek dengan tulisan di jalan dan ada yang melalui jejaring sosial kemudian sebab yang paling populer yaitu kebiasaan TIDAK TERIMA bila kelompoknya terusik dengan kelompok lain.

Untuk itu, apabila porsi kita menjadi seorang pelajar, tidak pantas tawuran sebagai budaya yang tidak mencerminkan kaum intelektual. Apabila porsi kita sebagai pendidik, jadilah pendidik yang tidak hanya memberikan materi pelajaran di kelas saja, berikan suri tauladan yang baik untuk "anak-anaknya". apabila porsi kita sebagai orang tua, jangan sepenuhnya percayakan pada sekolah untuk mendidik putra putrinya, karena sekolah tidak mempunyai kapasitas yang besar untuk menjamin putra putri anda, pendidikan  yang dimulai dari keluarga lah yang sebenarnya sangat perperan penting untuk perkembangan anak. Apabila porsi kita sebagai masyarakat, jadilah masyarakat yang santun, tidak memberikan pengaruh buruk pada generasi muda kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun