Mohon tunggu...
Tasir Mugissae
Tasir Mugissae Mohon Tunggu... -

Berbagi tulisan dan cerita, buat bahan bacaan, ini bukan argumentasi. Hanya beberapa cerita kejadian yang pernah saya alami. Blog saya www.mugi2sae.co.cc

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Noraku

20 September 2012   03:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tahun 2010 adalah awal aku mengenalnya. Sebut saja Nora, ya gadis manis berpenampilan simpel tapi menarik. Dia adalah adik angkatanku di kampus, memang kebetulan aku menjadi team ospek. Aku mengenalnya pas menghukumnya ketika dia datang terlambat. Entah kenapa awal aku melihat wajahnya, aku seperti melihat sesosok orang yang penah singgah dalam lubuk hatiku, entah siapa tapi dia benar membuatku tak berhenti memikirkannya.

Nora.. Pemimpin ospek malam itu memanggil. "Ya kak" jawab Nora tegas. Kamu keruang 101 temua kak Tio disana ya. Kebetulan malam itu adalah malam penutupan ospek, ada acara ngerjain adek angkatan maupun kakak angkatan. Tak terlepas juga acara tembak menembak buat pacar baru.

Tiga hari ini rasanya aku cukup memperhatikannya. Tiap hari bertemu dengannya, tiap hari pula aku selalu cari alasan agar bisa ngobrol dengannya, entah sengaja bikin dia bersalah atau sengaja memanggilnya keruangan panitia ospek. Heheheee jahil ya aku? Bis dia imut sih bikin melting.

Singkat cerita malam itu aku temuin Nora diruang 101. Ruangan itu sengaja kami desain untuk acara tembak menembak cari pacar baru, hmmm semacam acara rutin yang tak pernah absen tiap kali ospek mahasiswa baru. Malam itu Nora masuk ruangan itu, ruangan yang gelap tanpa penerangan lampu sedikitpun, hanya handphoneku yang aku nyalain agar dia tahu aku disebelah mana. Aku bilang masuk saja dan berdiri didepanku.

Aku berkata pada angin malam bahwa aku menemukan rasa itu lagi, aku berbisik pada dingin malam apa aku menemukan pengisi kekosongan ruangan ini. Dan entah kenapa ketika kamu masuk ruangan ini aku merasa kekosongan ini benar terisi, ya ruang kosong dihati ini seperti terisi oleh kehadiranmu. Dia sempat terkejut ketika kemudian sebuah lampu menyorot ke kami berdua. Nora, pertama kita bertemu kamu ingat? Ya itulah pertama kali juga aku menemukan cintaku lagi, kamu Nora. Kemudian aku mainkan gitar dan nyanyikan sebuah lagu cinta. Diakhir lagu aku menembaknya, exacly dia terkejut dan terdiam lumayan lama. Nora, kamu menerima cintaku? Tanyaku lagi padanya. Tak lama dia mengangguk dan berkata "iya aku menerimanya kak". Horayyyyyy saat itu juga lampu ruangan menyala terang dan semua peserta ospek dan panitia yang bersembunyi dikegelapan muncul memberi kami selamat. Ospek tahun ini berjalan lancar berkat kerja keras team.

Setahun kemudian hubungan kami masih lancar. Namun setelah aku lulus sarjana, aku harus lanjut kuliah ke luar negeri. Ya karena itu adalah cita-citaku selama ini, aku lama mengejar kesempatan ini. Beasiswa udah ditangan, restu orangtua juga udah aku kantongi. Aku harus berangkat, meski aku tak tahu aku harus berbuat apa padanya. Aku coba hubungi Nora dan bertemu disuatu tempat. Aku bilang bahwa aku besok harus segera ke italy, aku lanjut S2 disana. Mungkin nanti sekalian S3 liat situasi disana. Ini adalah targetku selama ini, kuliah diluar negeri mengejar impian dan cita. Aku ingin menjadi penulis profresional. Aku ingin keliling dunia. Sekarang keadaan memisahkan kita, tapi aku harus pergi. Aku minta maaf mungkin hubungan kita harus berhenti sampai disini, aku tak mau menuntutmu untuk menantiku selama aku diluar, aku tak mau mengekangmu dengan hubungan jarak jauh. Mungkin ini yang terbaik. Aku harus kejar citaku meski aku harus korbankan cintaku dulu. Aku harap kamu mengerti, aku minta maaf.

Bukan sebatas ini cintaku padamu, tapi karena lebih dari ini aku mampu melepasmu untuk mencari kebahagiaan yang lebih buat kamu. Nora, suatu saat mungkin kita akan bertemu lagi, walau dalam keadaan yang berbeda. Aku minta kamu janji akan mengejar angan dan citamu. Aku tahu kamu lebih dari pada kamu tahu dirimu sendiri. Sekali lagi aku minta maaf aku harus pergi.

Malam perpisahan itu tak sepatah katapun keluar dari mulut Nora. Dia hanya terdiam terpaku, terlihat jelas dia menahan tangis namun dia berusaha tegar mungkin karena tak mau membuatku gundah diperjalanan. Terimakasih Nora atas semua yang kamu beri, aku yakin kamu bisa meraih angan cita dan cintamu. Saranghae..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun