Manis bukan? Ngomong-ngomong cinta tak lupa kan dengan tokoh yang dijadikan sebagai hujjah oleh sebagian ulama yaitu Laila Majnun, mereka merupakan dua sejoli yang saling mencinta.
Mereka tenggelan dalam kemerduan simphoni cinta. Harmoni lembut yang dimainkan musik salam jiwa, kerap membuat manusia tidak waspada. Cinta yang telah membelenggu jiwa dan pikiran, membuat kedua insan itu hanya memikirkan diri sendiri, tidak memperdulikan orang lain, bahkan menganggap didunia ini tidak orang lain kecuali mereka. Keharuman cinta telah mengganggu ketenangan pikiranya.
Sampai keduanya tidak menyadari jika kisah asmaranya mulai menjadi gunjingan orang lain. Namun cinta sudah mengakar dalam hati mereka berdua. Cinta bagaikan bunga mawar, yang setiap insan tidak berhati-hati maka akan tertusuk duri mawar. Dan dalam duri cinta sakitnya tak terkira. Siapa yang mampu menyembuhkan luka karena duri cinta jika tidak yang dicintainya.
Mereka mengatakan aku tersesat
Duhai, mana mungkin cinta akan menyesatkan
Jika mereka sebenarnya kering, laksana dedaunan diterpa panas mentari
Bagiku cinta aadalah keindahan yang membuatku tak bisa memjamkan mata.
Sebagian sya'ir cinta yang diucapkan Qais atau yang terkenal dengan sebutan Majnun tersebut diberikan kepada para penggunjing yang tidak mengerti cinta. Jika Qaia cintanya kepada madun hingga merasuk di tubuh hingga mengalir dalam darah. Maka tidak mustahil bagi kita untuk menanamkan cinta pada Allah sampai mengalir ke darah-darah.