Universitas Jember pada tanggal 12 Agustus 2021 secara resmi telah melakukan penerjunan kepada 3.701 mahasiswa untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini diberi nama dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village (BTV) 3. Universitas Jember memiliki inovasi baru dalam pelaksanaan kegiatan KKN di tengah pandemi Covid-19. Pada tahun ini, mahasiswa dapat melakukan kegiatan KKN secara mandiri atau individu dan dilakukan di daerah domisili masing – masing mahasiswa. Cara tersebut dilakukan mengingat adanya pelonjakan kasus terpapar Covid-19 sampai dengan pelaksanaan KKN dimulai.
KKN BTV 3 memiliki 5 tema program yang dapat dipilih oleh mahasiswa, meliputi Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19, Program Inovasi Teknologi/Informasi Dalam Penanganan Covid-19, Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan Covid-19, Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19, Program Penanganan Stunting dan Aki Akb.
Adapun salah seorang mahasiswi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember bernama Ni Made Tashya menjadi peserta KKN BTV 3 kelompok 77 yang memilih Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Mahasiswi ini dalam menjalankan program kegiatan KKN didampingin oleh dosen pembimbing Cempaka Paramita S.E, M.Sc. Kegiatan KKN dilaksanakan di Desa Matesih Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah yang merupakan daerah tempat tinggal mahasiswi.
Desa Matesih menjadi pusat perekonomian dan pengadministrasian di wilayah Kecamatan Matesih. Tak heran jika banyak warganya yang menjadi seorang wirausaha dengan membuka UMKM. Pada masa pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sebagain besar UMKM di Desa Matesih. Salah satu UMKM yang terdampak pandemi ini yaitu usaha salon kecantikan “Kondang Ayu” yang berlokasi di Dusun Moyoretno Desa Matesih. Salon Kondang Ayu mengalami penurunan omset akibat adanya pengurangan jumlah pelanggan yang datang. Hal tersebut dikarenakan selain adanya pandemi, kurangnya jangkauan pemasaran juga menjadi kendala dari Salon Kondang Ayu. Biasanya pelanggan yang datang merupakan teman atau sodara dari pemilik sendiri.
Permasalahan yang terjadi di Salon Kondang Ayu membuat mahasiswi KKN tertarik untuk mendampingi pelaku usaha dalam pemasaran jasanya secara digital. Pendampingan ini perlu dilakukan karena adanya keterbatasan pengetahuan tentang pemanfaatan internal untuk bisnis bagi pelaku usaha. Langkah pertama yang dilakukan mahasiswa yaitu dengan pengenalan berbagai platform digital yang dapat digunakan untuk pemasaran usaha jasa. Mahasiswa menyarankan kepada pemilik untuk mendaftarkan usahanya pada Google Mybusiness dan Instagram Bisnis sebagai media untuk pemasaran secara online.
Langkah kedua yaitu dengan pendampingan pembuatan akun pada setiap platform. Google Mybusiness digunakan supaya lokasi usaha bisa dengan mudah ditemukan pelanggan. Sedangkan akun Instagram digunakan sebagai media untuk menampilkan hasil karya dari Salon Kondang Ayu. Kedua platform ini dapat memberikan gambaran secara visual dan penilaian dari pelanggan.
Langkah ketiga yaitu membuat konten semenarik mungkin dengan membuat foto atau video hasil dari pengerjaan salon yang akan diunggah pada akun Google maupun Instagram. Penggunaan pemasaran secara digital memiliki keuntungan karena dapat menghemat biaya promosi dan dengan penggunaan internet, jangkauan pemasaran juga lebih luas dan banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H