Mohon tunggu...
Tashdieq Ulil Amri
Tashdieq Ulil Amri Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Al Azhar

Pelajar | Penyuka Sabun Harmoni

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Aksara Delusif

11 Mei 2019   03:47 Diperbarui: 12 Mei 2019   03:21 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto. Dokumen Pribadi

Resah bertumpuk asah
Menari nari dalam susunan aksara
Desah dedaunan melirik rasa,
Rasa yang terjebak dalam lingkaran kisah

Sejenak, waktu berhenti berdetak
Kepala berotasi mengulang hari
Bergerak sebagai mesin tersibuk di dunia
Mendadak berhenti di satu lintasan

Hari saat senar kau kawinkan
dengan badan biola, berkasih
di atas gemulai Tanganmu yang terayun melahirkan instrumen terbaik

Dengan nikmat,
ku jiwai setiap kata terlintas di badan bibirmu,
Namun Huruf itu berubah menjadi mantra mantra
meninggalkanku terombang ambing di atas tampi

Kata pengikat ikatan suci, ajakan
Bergandengan meninggalkan keterasingan
Bersama menanggalkan kata masing masing
Menjadi sebuah kata bermakna Kita

Kairo, 10 Mei 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun