Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan bahwa Piala Dunia di Qatar merupakan yang terbaik dalam sejarah. Hal ini lantaran banyaknya rekor baru yang di cetak sejak matchday pertama 20 November lalu.
Gianni menyebutkan bahwa Piala Dunia di Qatar pertama kalinya dalam sejarah memiliki lebih dari dua miliar penonton dan ditayangkan dengan kualitas tinggi saat disiarkan di Televisi.
Banyak kejutan yang hadir selama berlangsungnya pertandingan, adanya perwakilan tim dari setiap benua pada babak 16 besar. Tentunya anda juga belum melupakan kejutan dari Arab Saudi yang mengalahkan Argentina yang benar-benar menggemparkan dunia sepak bola.
Tapi kali ini kita akan membicarakan tentang salah satu tim yang juga mencatat sejarah tersendiri sebagai Negara pertama asal Afrika yaitu Maroko si Singa Atlas yang berhasil menembus jalan yang terjal melawan Spanyol dan Portugal. Tidak hanya mengejutkan dunia dengan prestasi-prestasi yang diraih selama Piala Dunia berlangsung, Tim ini juga menarik perhatian publik dengan membawa dan mengibarkan bendera Palestina dalam setiap momen selebrasi kemenangannya di setiap pertandingan. Hal ini tentu saja menimbulkan pro-kontra dari berbagai pihak.
Menurut dosen politik Timur Tengah, Universitas Nasional Australia, Dr. Iqtait mengatakan Maroko kerap membawa bendera Palestina sebagai bentuk dukungan secara politik. Yang mana bendera Palestina telah menjadi bentuk nasionalisme bangsa Arab sejak abad ke-20. Nasionalisme yang di maksud disini adalah terbebasnya setiap Negara dari penajajahan dan konflik saudara. Dalam konteksnya di Palestina adalah perang dengan Israel.
Konflik Palestina - Israel merupakan konflik berkelanjutan sejak bedirinya negara Israel pada tahun 1948. Momen Piala Dunia yang terselenggara di Qatar berguna menopang isu terkait konflik yang berpusat di negara kawasan Timur Tengah. Walaupun Maroko terletak di Benua Afrika, namun secara kedekatan kebudayaan dan Agama, Singa Atlas memiliki kesamaan dengan kawasan Timur Tengah.
FIFA sendiri tidak melalukan apa-apa walaupun kelompok kampanye pro-Israel, UK Lawyers for Israel (UKLFI), memprotes pengibaran bendera Palestina oleh tim sepak bola Maroko di Piala Dunia Qatar 2022. UKLFI mengklaim Maroko melanggar Pasal 11.2 Kode Disiplin FIFA, yang mengatakan siapa pun yang menggunakan "acara olahraga untuk demonstrasi yang bersifat non-olahraga" dapat dikenai tindakan disipliner. Maroko juga dituduh melanggar beberapa kode disiplin lainnya. Namun FIFA sendiri sadar jika menanggapi masalah Palestina ini akan menimbulkan keributan di kalangan orang Arab. Maka Cara selamat FIFA adalah mengakui "Palestina" dengan benderanya masuk ke dalam organisasi sebagai anggota pada tahun 1998. Palestina ikut memainkan kualifikasi Piala Dunia di Konfederasi Sepak Bola Asia. Sementara Israel, bermain untuk kawasan Eropa (UEFA) agar terpisah dari negara-negara Arab.
Diluar kontra yang ada mengenai solidaritas yang beberapa pihak menganggapnya sebagai pernyataan politik ini juga sukses menyatukan Negara-negara Islam di Piala Dunia dan membuat Israel geram.
Ramzy mengutip penelitian Arab Opinion Index pada 2020 yang menyebut 85 persen responden kontra terhadap tindakan Israel kepada Palestina.
"Tentunya, orang Arab masih terang-terangan mendukung perjuangan Palestina untuk merdeka," tulis Ramzy.
Dilaporkan Al Jazeera, pesta kegembiraan pecah di Jalur Gaza seusai kemenangan Maroko tersebut. Masyarakat Palestina sangat gembira dengan kemenangan ini. Selebrasi yang di lakukan Timnas Maroko ini menjadi dukungan yang sangat berarti bagi warga Palestina sebagai Negara yang saat ini masih mengalami penindasan Israel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H