Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah kamu dengan versi terbaik dari dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Instagram: @taschiyaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Istilah "Single Fighter" Sama dengan Jihad?

21 April 2022   11:13 Diperbarui: 21 April 2022   11:24 16496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jihad (Sumber: Alfi.id)

"Single Fighter" sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Istilah yang berakar dari bahasa inggris tersebut pernah marak diperbincangkan di media sosial.

Paradigma terhadap pemaknaan kata "Single Fighter" sendiri juga menjadi polemik tersendiri bagi netizen. Melansir dari kamuslengkap.com, single berarti sendiri, tunggal. Sedangkan fighter adalah petarung, sosok yang kuat. Sehingga "Single Fighter" dapat dimaknai berperang sendiri.

Sementara itu, bentuk implementasi dari "Single Fighter" juga beragam, sesuai dengan konteks pembahasannya. Jika dikaitkan dengan kehidupan sosial maka akan ada sosok yang dapat dijuluki sebagai "Single Fighter" seperti: seorang tentara yang berperang sebagai bentuk dedikasi kepada negaranya, seorang guru yang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta memberantas kebodohan, dll.

Selanjutnya jika dikaitkan dengan sisi religius, istilah "Single Fighter" otomatis sikron dengan kata "jihad fii sabilillah," atau berperang dijalan Allah SWT, namun bukan itu maksud penulis menitikberatkan sudut pandang islam disini. Melainkan korelasi istilah "Single Fighter" dengan konsep Ummat Waahidah.

Ketika definisi istilah "Single Fighter" dapat dimaknai dengan berperang sendiri, lalu apakah ummat waahidah itu umat yang satu?

 Kita telah memahami bahwasannya islam hadir sebagai rahmatan lil alaamiin, membawa rahmat bagi seluruh alam. Bukan rahmatan lil muslimin alias bagi kaum muslim saja. Artinya konsep ummat waahidah disini ialah upaya umat islam menuju kemaslahatan dengan cara persatuan umat bukan sebagaimana definisi penunggalan seperti "Single Fighter."

Kemaslahatan hanya dapat terwujud jika seluruh manusia dapat saling mengedepankan sikap toleransi, selalu mengutamakan kerukunan, dan kesejahteraan menjadi prioritasnya. Jika hanya satu orang yang tau, paham, kemudian sadar, maka rasanya akan terasa sulit mewujudkan kemaslahatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun