Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah kamu dengan versi terbaik dari dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Instagram: @taschiyaa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Istilah "Speak Up" yang Sebenarnya

18 Maret 2022   10:24 Diperbarui: 18 Maret 2022   10:37 9989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dukungan saat seseorang berani "Speak Up" (Sumber: Pinterest.com)

Problem atau masalah merupakan pemanis kehidupan. Tanpa masalah kita tidak akan pernah merasakan apa itu pahit dan lika-liku hidup. 

Namun, keberadaan masalah kadang kala disepelehkan dengan harapan akan hilang dan pergi begitu saja. Realitanya, bukan masalah yang pergi dan menghilang namun kita sebagi pemilik masalah "terkesan" tegar dan berusaha terlihat baik-baik saja.

Dari beragam masalah pasti ada beragam pula problem solvingnya. Agaknya kita lebih familiar dengan istilah "Speak Up" saat kasus pelecehan seksual memuncak seperti pada saat ini.

Melansir dari kompas.com, Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam jumpa pers virtual pada Rabu (19/1/2022) beliau menyatakan bahwa "Sepanjang 2021 terdapat 10.247 kasus kekerasan terhadap perempuan di mana 15,2 persennya adalah kekerasan seksual."

Istilah Speak Up sebenarnya tidak hanya mengungkapkan kebenaran dengan berani bersuara di depan umum atau diketahui banyak orang. Melainkan, kita berani berbicara dengan orang yang kita percaya juga dapat masuk kategori "Speak Up."

Oleh karena itu kita semua memiliki ruang yang sangat luas untuk lebih berani mengungkapkan kebenaran. Karena saat kita menemui masalah pasti butuh orang lain juga dalam proses problem solving tersebut.

Sadari mulai sekarang kalau Indonesia kita ini sudah hebat tapi hanya kurang 1 hal yakni "keberanian," yaa benar banget negara kita ini kekurangan orang yang berani. Berani karena benar dan berani mengakui kesalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun