Mohon tunggu...
Taschiyatul Hikmiyah
Taschiyatul Hikmiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah kamu dengan versi terbaik dari dirimu sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. Instagram: @taschiyaa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Manifestasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle): Bukan Hanya Perihal Kebijakan

8 Agustus 2021   09:11 Diperbarui: 8 Agustus 2021   09:39 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manifestasi 3R: Bukan Hanya Perihal Kebijakan

Sampah merupakan masalah bagi setiap orang, selalu dihasilkan setiap hari hingga mengalami menumpukkan pada tiap tahunnya. Bank Dunia dalam laporannya pada medio September 2019 melansir dari data mengenai produksi sampah global. Lembaga keuangan tersebut telah mengklaim bahwasannya pada tahun 2016 terdapat 2.01 miliar ton sampah menumpuk di dunia.

Jika menilik dari laju perkembangan penduduk Bumi, terutama penduduk yang masuk kedalam kategori urbanisasi sebesar 70%, maka menurut prediksi lembaga yang berpusat di Wangshiton DC, pada tahun 2050 imbuhan jumlah sampah mencapai 3,4 miliar ton.

Bagi negara-negara maju sampah telah menjadi hal penting, terutama dalam menunjang kondisi perekonomian negara dengan memanfaatkan kembali pengolahan rimbunan sampah. Hal demikian berbanding signifikan dengan negara berkembang, yang mana kerap merasa sulit dalam menangani sampah bahkan dalam hal pengolahan.

Manifestasi 3R (reduce, reuse, recycle)

Indonesia merupakan salah satu dari sekian negara dalam kategori negara berkembang. Indonesia juga bagian dari negara yang masih merasa sulit dalam penanganan sampah. Pengolahan sampah yang diterapkan masih menggunakan pola lama yakni kumpul-angkut-buang alias pola linier. 

Dan hal demikian menunjukkan bahwa pola pengelolaan sampah di Indonesia sudah ketinggalan zaman. Pola terkini semestinya dengan mengadopsi konsep ekonomi sirkular, yakni memanfaatkan nilai ekonomi sampah secara maksimal dengan menggunakan 3R (reduce, reuse, recycle).

Meski setelah penerapan 3R yang dilakukan diberbagai daerah, Indonesia masih kerap dianggap belum berhasil. Sesuai dengan realita yang ada karena statement bahwa Indonesia masuk dalam daftar negara penghasil sampah terbesar masih belum terbantahkan. 

Upaya memaksimalkan sistem formal dalam pengelolaan sampah sudah mendesak untuk dilakukan, seperti mendaur ulang dan membuat bank sampah. 

Pengelolaan bank sampah telah dilakukan oleh masyrakat baik secara mandiri atau melakukan korporasi dengan skema tanggung jawab sosial perusahan/Corporate Social Responsibility (CSR). Sementara proses daur ulang juga telah dilakukan oleh beberapa daerah dengan beragam proses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun