Pernah mengalami dikejar-kejar debt collector? Saya pernah. Momen kelam tersebut membekas betul dalam ingatan. Hanya berkat pertolongan Allah SWT dan dukungan keluarga, saya bisa melewati masa-masa menegangkan itu. Sejak saat itu pula saya bertekad untuk tidak lagi berurusan dengan mereka.
Petaka itu bermula dari penggunaan kartu kredit yang tidak terkelola dengan sepantasnya. Meski sempat bertahan dengan strategi gali lubang tutup lubang, namun akhirnya tersungkur juga.Â
Dalam kasus semacam ini mungkin saya tak sendiri. Terlena menggunakan kartu kredit demi hasrat memiliki barang yang sebenarnya tidak benar-benar dibutuhkan
Tak sedikit orang membeli baju karena tergiur promo meskipun dilemarinya masih ada baju baru yang belum dipakai. Juga tergiur membeli gawai padahal gawainya masih berfungsi maksimal.
Perilaku "lapar mata" gegara godaan diskon sebenarnya tidak bisa disalahkan. Setiap orang punya hak untuk membeli barang sesuai keinginan masing-masing.Â
Tapi di mata Ita Rulina, Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, perilaku semacam ini perlu diubah. Perilaku konsumtif masyarakat harus diubah demi turut menjaga stabilitas sistem keuangan. Â
Topik ini mengemuka dalam acara Nangkring Webinar yang diadakan Kompasiana bekerja sama dengan Bank Indonesia. Acara yang digelar 21 Juli 2020 ini, selain menghadirkan Ita sebagai narasumber, juga menghadirkan Chicco Jerikho, aktor sekaligus entrepreneur.
"Perilaku kita sekecil apapun akan memberikan dampak kepada sistem keuangan," ungkap Ita dalam penjelasannya. Dia menegaskan pentingnya perilaku yang mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam memanfaatkan produk keuangan. Terutama produk keuangan yang menimbulkan kewajiban berupa cicilan.
Webinar bertemakan "Manfaatkan Produk Keuangan, Makroprudensial Aman Terjaga" mencoba memberikan gambaran tentang relasi antar elemen sistem keuangan yang saling terhubung. Sektor Keuangan (Bank & IKNB), Rumah Tangga, Korporasi, infrastruktur keuangan, dan Sektor Publik (Pemerintah & Bank Sentral) semuanya saling kait mengait.
Dalam materinya, Ita menjelaskan bahwa adanya interaksi antar elemen sistem keuangan berpotensi menimbulkan terjadinya risiko. Jika salah satu elemen mengalami masalah, maka tata kerja sistem keuangan secara keseluruhan terkena imbasnya.