Mohon tunggu...
Diah Lestari Handayani
Diah Lestari Handayani Mohon Tunggu... -

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Thomas dan Sapi Berjenggot

30 Juni 2014   23:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa yang subur dan kaya akan hasil alamnya, hidup seorang pengembala bernama Thomas. Ia tinggal disebuah gubuk tua yang terbuat dari bilik bambu. Thomas tinggal seorang diri, ayah dan ibunya sudah lama meninggal dunia. Satu-satunya keluarga yang ia miliki hanyalah seekor sapi jantan berjenggot. Sapi berjenggot itu sudah dipeliharanya sejak kecil dan kemanapun Thomas pergi, sapi itu selalu dibawanya.

Sehari-hari Thomas bekerja di peternakan sapi milik Paman Ronald. Ia bertugas memberi makan, memandikan, dan memelihara sapi-sapi. Jika sedang mengurus sapi-sapi tersebut, Thomas mengikat sapi berjenggotnya di pohon sebelah kandang. Thomas sangat bersyukur bisa bekerja di pertenakan Paman Ronald, selain karena ia bisa mendapatkan uang, ia tidak perlu repot mencari makanan untuk sapinya lagi karena Paman Ronald memiliki banyak persediaan rumput.

Pada suatu hari ada seorang saudagar kaya datang ke peternakan sapi Paman Ronald. Ia hendak membeli seekor sapi untuk kemudian ia jual kembali. Saudagar kaya itu sangat terkejut melihat ada seekor sapi yang sedang memakan rumput memiliki jenggot.

“Lihat, sapimu itu unik sekali Ronald bisakah aku memilikinya?” ujar saudagar kaya itu sambil terus memperhatikan sapi berjenggot milik Thomas.

“Itu bukan sapi milikku, jadi aku tidak berhak menjualnya, tuan,” gumam Paman Ronald.

“Memangnya sapi itu milik siapa?” saudagar kaya bertanya pada Paman Ronald.

“Sapi itu milik gembalaku,” jawab Paman.

“Aku ingin bertemu dengannya,” serunya. Paman Ronald kemudian memanggil Thomas dan menjelaskan niat saudagar kaya yang ingin memiliki sapinya.

“Aku tidak akan memberikan sapi ini untuk siapa-siapa!” ucap Thomas dengan tegas.

“Aku akan memberikan uang sesuai dengan yang kamu minta,” saudagar kaya itu lalu memberikan uang yang ada ditangannya kepada Thomas.

Thomas malah mengembalikan uang tersebut, ia tetap pada pendiriannya tidak akan menjual sapinya kepada siapapun. “Memang apa bedanya sapi ku dengan sapi-sapi Paman Ronald? Ia sama-sama sapi!”

“Tentu saja berbeda, sapimu itu unik, berjenggot! Dan aku pernah bermimpi jika aku memiliki sapi berjenggot maka usahaku akan lancar terus!” jelas saudagar kaya.

“Maaf tapi aku tidak akan pernah menjualnya!” Thomas kemudian pergi meninggalkan saudagar kaya itu.

****

Beberapa hari kemudian, saudagar itu kembali datang. Paman Ronald terkejut melihat saudagar kaya itu dan segera memanggil Thomas.

“Tuan, sudah ku bilang berulang kali bahwa aku tidak akan menjual sapiku!”

“Tolonglah, ku serahkan sebagian hartaku untukmu jika engkau bersedia menjual sapimu padaku!” pinta saudagar kayaitu memelas.

“Sapiku hanya sapi biasa, sama seperti sapi-sapi Paman Ronald!”

“Mungkin bagimu ini memang sapi biasa, namun bagiku ini sapi akan membawa keberuntungan untukku!”

Thomas sebenarnya ingin tertawa mendengar perkataan dari saudagar kaya itu, mana mungkin hanya karena sapinya berjenggot dapat membawa keberuntungan. Setelah lama berfikir, Thomas mendapatkan ide pintar untuk membuat saudagar kaya itu jera dan tidak akan memaksa menjual sapinya lagi.

“Baiklah karena tuan memaksa, besok siang tuan bisa mengambil sapiku! Aku hanya meminta seperempat dari harta tuan saja,” seru Thomas. Saudagar tersebut menyetujui permintaan Thomas.

Malamnya, Thomas pergi ke peternakan Paman Ronald tentunya dengan membawa sapi berjenggotnya. Ia akan menjalankan misinya untuk membuat si saudagar kaya jera dan tidak menemuinya kembali. Paman Ronald sebagai pemilik pertenakan dengan senang hati membantu Thomas. Ia akan membuat semua sapi Paman Ronald menyerupai sapi miliknya, menjadi berjenggot.

***

Keesokan harinya, saudagar kaya datang memenuhi janjinya, tentunya dengan seperempat harta miliknya. Ia sangat senang akhirnya ia dapat memiliki sapi berjenggot dan keberuntungan akan selalu menyertainya. Namun betapa terkejut si saudagar ketika melihat semua sapi di perternakan Paman Ronald memiliki jenggot persis seperti sapi milik Thomas. Thomas berkata kepada saudagar kaya itu jika ia merasa berhasil menemukan sapi berjenggot miliknya maka ia meminta saudagar itu untuk tidak mengganggunya lagi. Saudagar dengan penuh semangat menerima tantangan dari Thomas.

Saudagar kaya itu menarik seekor sapi berjenggot yang ia rasa milik Thomas. Ia pun menyerahkan seperempat harta miliknyakepada Thomas dan berjanji tidak akan menemuinya lagi. Setelah saudagar kaya itu pergi Thomas dan Paman Ronald menertawakan tingkah bodoh dari saudagar kaya itu. Bagaimana bisa ia yakin sapi yang dibawanya milik Thomas, sedangkan sapi miliknya ia sembunyikan di belakang rumah Paman Ronald. Sejak saat itu saudagar kaya tidak pernah kembali ke peternakan lagi, entah karena ia merasa tertipu dan enggan kembali atau malah sedang bergembira memiliki sapi berjenggot, tidak ada satupun yang tahu.

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun