Mohon tunggu...
Tarwiyatun Nimah
Tarwiyatun Nimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - pengalaman hidup

HI READERS !!! Selamat membaca artikel aku, semoga artikel ku dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk anda.................. dalam artikel saya kali ini akan membahas pembelajaran kontekstual selama masa pandemi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Pembelajaran Kontekstual pada Masa Pandemi Covid-19, Cocok atau Tidak?

30 Juni 2021   19:19 Diperbarui: 30 Juni 2021   19:39 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

         Covid 19 merupakan virus yang berasal dari wuhan china, pertama kali muncul pada tahun 2019. Dengan adanya virus ini pemerintah mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk memutus rantai penularan Covid-19. Salah satunya adalah penerapan kebijakan social distancing .Penerapan kebijakan social distancing ini jelas sangat berdampak terhadap seluruh sektor kehidupan. Terutama  pada sektor Pendidikan, Pendidikan juga turut terkena dampak yang sangat fatal. Kegiatan belajar mengajar yang semula dilaksanakan  secara tatap muka,  terpaksa dilaksanakan secara online atau daring.

      Model pembelajaran kontekstual ini dinilai sangat cocok digunakan pada saat masa pandemi covid 19, karena pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang dipelajari siswa dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Nanik rubiyanto,2010: 72). Pada praktiknya pembelajaran kontekstual ini dilaksanakan secara autentik, yaitu pembelajaran yang mengutamakan pengalaman nyata, pembelajaran yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari- hari siswa, dan pembelajaran yang bermakna,. Jadi ketika guru mengaitkan informasi yang baru dengan konsep yang relevan kepada siswa, maka siswa akan lebih cepat memahami dan mengingat materi,

        Pada pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memfasilitasi siswa dalam menemukan sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) melalui pembelajaran secara sendiri bukan apa kata guru. Siswa benar-benar mengalami dan menemukan sendiri apa yang dipelajari sebagai hasil rekonstruksi sendiri (Nadawidjaya,,2009). Apabila siswa hanya menerima pengetahuan saja, maka mereka akan cepat lupa dengan pengetahuan yang dimilikinya, jika pengetahuan dikaitkan dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari,  maka  mereka akan selalu ingat dan tidak mudah dilupakan karena  dilakukan setiap hari.

        Kegiatan belajar mengajar di masa pandemi membuat siswa merasa sangat terbebani, dimana guru hanya menyampaikan materi melalui video  youtube atau melalui whatsapp tanpa menjelaskan terlebih dahulu. Guru hanya memberikan tugas saja tanpa memikirkan apakah siswa itu mampu memahami materi yang disampaikan, dari sinilah siswa merasa bahwa kegaiatan belajar selama pandemi kurang bermakna. Padahal guru dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa. Tidak semua mata pelajaran dapat disampaikan secara  daring, misalnya mata pelajaran IPA, IPS, dan Matematika. Ketiga mata pelajaran tersebut membutuhkan contoh nyata yang dapat membuat siswa mudah memahami materi. Karena apabila siswa disuruh untuk membayangkan saja tanpa diberikan contoh konkret atau nyata, mereka akan sulit dalam berfikir.

                Misalnya tentang penyampaian materi Bahasa Indonesia Kelas V dengan KD 4.2 Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau elektronik dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual. Untuk mengajarkan materi ini guru bisa memberikan tugas kepada siswa dengan mengamati dan memahami berita seputar peristiwa  pandemi  saat ini. Dengan demikian, selain bisa tersampaikannya materi, pembelajaran pun menjadi nyata. Dimana siswa dapat mengetahui dan memahami materi sesuai kehidupan sehari-hari mereka saat masa pandemi.

                   Contoh lain pembelajaran kontekstusal adalah Misalnya  saja pada saat menyampaikan materi IPA Kelas IV dengan KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan. Untuk mengajarkan materi tersebut guru bisa memberikan tugas kepada siswa untuk membuat video tentang pengamatan langsung terhadap bentuk dan fungsi tubuh hewan dan tumbuhan yang ada disekitar lingkungannya. Dari mengamati langsung siswa akan lebih mudah  memahami bentuk dan fungsi tumbuhan

       Pembelajaran secara kontekstual ternyata berdampak positif, khusunya bagi siswa. Karena pembelajaran lebih bermakna dan siswa lebih mudah memahami materi, sehingga materi yang disampaikan guru tidak mudah dilupakan. Selain berdampak positif terhadap siswa, pembelajaran kontekstual juga berdampak positif untuk guru. Karena guru tidak akan merasa kesulitan  dalam menyampaikan materi kepada siswa, guru bisa mengaitkan materi dengan situasi atau kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu juga, pembelajaran akan lebih menyenangkan dan kegiatann pembelajaran pun akan efektif.

DAFTAR RUJUKAN

Nanik Rubiyanto. 2010. Strategi Pembelajaran Holistik di sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Natawidjaja, Rochman. 2009. Konseling Kelompok (Konsep Dasar dan Pendekatan). Bandung: Rizqi Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun