Pondok pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan islam yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan spiritualitas para santri. Untuk meningkatkan pemahaman dan praktik moderasi beragama, kelompok KKM 117 dan 118 UIN Malang menggelar kegiatan sosialisasi moderasi beragama yang diikuti oleh seluruh santriwan santriwati pesantren.Â
Kegiatan yang diadakan pada tanggal 11/01/2024 bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai moderasi beragama, sehingga setiap santri dapat menjadi generasi perdamaian dan toleransi di tengah masyarakat yang majemuk.
 Sosialisasi moderasi beragama di pondok pesantren diharapkan dapat menjadi gerakan nasional untuk membangun karakter dan sikap saling menghormati di tengah beragamnya masyarakat Indonesia. Dengan demikian, pondok pesantren diharapkan tidak hanya menjadi tempat pembelajaran agama, tetapi juga pusat pembentukan manusia yang berakhlak, toleran, dan menghargai keberagaman.
Â
Acara yang diselenggarakan oleh kelompok KKM 117 dan 118 UIN Malang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, setelah santriwan santriwati melaksanakan salat isya berjamaah. Sosialisasi ini diselenggarakan di aula Pondok Pesantren Sholahul Huda Al-Mujahidin dengan diikuti sekitar 140 santriwan santriwati. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut dari awal hingga akhir.
Sosialisasi ini dibuka oleh salah satu pengurus pondok pesantren Sholahul Huda Al-Mujahidin yang biasa dipanggil Mas Mirza. Setelah itu, acara disambung dengan penyampaian materi yang diawali oleh Fina Alisa, salah satu anggota kelompok Tarunika Andaru KKM 117 yang memberikan pengantar mengenai latar belakang dan urgensi bermoderasi agama. Kemudian dilanjut oleh beberapa anggota yang lain untuk menyampaikan materi inti.Â
Atho', salah satu anggota kelompok Tarunika Andaru KKM 117 menyampaikan, "Kita hidup di Indonesia dengan masyarakat majemuk yang berarti memiliki suku, adat, budaya, hingga agama yang beragam. Maka dari itu, dengan kita bermoderat dalam beragama yang berbeda-beda, kehidupan menjadi lebih indah. Akan tetapi, perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud bermoderasi dalam beragama yaitu sikap sosial kita, bukan tentang keyakinan kita.
Setelah penyampaian materi usai, sosialisasi ini diakhiri dengan penayangan film pendek tentang moderasi beragama yang berjudul "Beda Jalan Satu Tujuan". Kemudian perwakilan dari santriwan santriwati ditunjuk untuk meberikan pesan tersirat dari film yang telah diputar, dan diberi hadiah sebagai bentuk apresiasi kepada mereka.
Â