Palu MK sudah diketok dengan memenangkan pasangan JKW-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden resmi 2014-2019. Proses panjang dan melelahkan untuk suksesi kepemimpinan ini menyita banyak pikiran, waktu dan tentu saja biaya. Bagi yang ikut kontestasi dan tim pendukungnya tentu sudah banyak yang dikeluarkan untuk menjadi yang nomor 1, karena kalau nomor lainnya berarti kalah. Bagi saya terasa juga akibatnya karena perasaan jengkel, barangkali efek dari pemberitaan media massa, yang bikin judul artikelnya biasanya langsung membuat emosi jiwa.
Perang opini dimedia biasanya seringkali menjadi acuan dalam menganalisa maksud dan tujuan mereka. Sehari sebelum pengambilan keputusan oleh MK, Pak Prabowo akan membuat dapur umum, namun ternyata dapur umum itu tidak jadi didirikan, dan tentu saja masih banyak pernyataan yang membuat saya agak merinding dari massa kampanye sampai sehari menjelang Ketok Palu MK.
Saya meyakini beliau pasti punya kemampuan untuk membuat Dapur Umum karena kemampuan finansialnya yang menurut ukuran saya, tidak bisa dihitung dengan kalkulator warung saya, karena angka nol yang berjibun.Dan saya yakin juga kemampuan finansial pendukungnya mampu mengerahkan ratusan ribu massa untuk mendatangi gedung MK, dan hal itupun tidak jadi dilakukan, semoga semua itu berangkat dari rasa cintanya kepada Bangsa Indonesia.
Demo para pendukung juga hanya berlangsung sehari, dan petugas keamanan berhasil meredamnya, ya walau ada yang terluka, karena Pak Polisi nampaknya juga mencintai bangsa Indonesia sehingga tidak mau mengambil resiko sekecil mungkin. karena kalau sampai kecolongan, Pak Polisi juga akan dibully habis, mengapa bisa begini, mengapa bisa begitu, dimana fungsi intelijennya, dan masih banyak pertanyaan lainnya.
Namun, terimakasih kepada Pak Prabowo-Hatta yang tidak membuat demo yang besar dengan menyediakan segala akomodasinya, sehingga Presiden-Wakilnya yang baru bisa bekerja dengan baik demi kebaikan bangsa Indonesia. Jika ada kebijakan yang kurang baik, koalisi merah-putih masih bisa berjuang di ranah DPR. 5 tahun dalam era kekeuasaan bukan waktu yang lama. 4 tahun lagi, Bangsa Indonesia akan disuguhi hingar-bingarnya perpolitikan untuk rebutan kekuasaan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H