Hal ini dilakukan karena dunia ideal atau era baru yang ingin diciptakan Uta adalah dunia manusia tanpa rasa sakit dan kelaparan. Uta juga menjadi sangat benci terhadap bajak laut, karena bajak laut identik dengan peperangan dan kekejaman.
Dalam sebuah percakapan Uta mengatakan bahwa "Ketenangan Jiwa lebih penting dari ketenangan raga" yang merupakan kalimat perpanjangan tangan dari filsafat idealisme yang dikemukakan oleh Plato.
Dalam filsafat Plato Ide merupakan hal yang paling fundamental dalam kehidupan manusia, karena dunia raga hanyalah cerminan dari apa yang terdapat dari dunia ide.
Jiwa dalam pandangan Plato berkaitan dengan keabadian sedangkan raga bersifat temporal. Kebahagiaan jiwa yang mengacu pada kalimat Uta berarti kebahagiaan abadi dan kebahagiaan ideal yang harusnya didapat manusia, sedangkan kebahagiaan raga adalah kebahagiaan semu.
Memang terlalu jauh memaknai kejadian ataupun kalimat yang ada dalam Film tersebut dan mengambil benang merah dengan dunia filsafat. Tapi bukankah semakin banyak teori dan penghubungan suatu karya dengan berbagai hal menunjukan kompleksnya makna yang ada dalam karya tersebut.
Kemudian sedikit spoiler, terdapat kejadian menarik yang terdapat dalam pertarungan antara Angkatan Laut (Marine), bajak laut akagami, dan penduduk yang berada dalam kendali Uta.
Dalam kejadian tersebut Angkatan Laut berusaha menangkap Uta karena sudah membuat kekacauan di Dunia. Tetapi kejadian tersebut menjadi pertarungan segitiga karena Angkatan Laut berusaha membunuh penduduk untuk mencapai tujuannya menangkap Uta.
Tetapi dalam pertarungan ini bajak laut akagami yang juga ingin menghentikan Uta, justru tidak ingin membunuh penduduk yang tidak bersalah, bahkan mereka melindungi penduduk dari serangan angkatan laut.
Perkataan dari Admiral tertinggi dari Angkatan Laut yaitu Sakazuki a.k.a Akainu kurang lebih "Keadilan harus tetap ditegakan meskipun membutuhkan pengorbanan atau pembunuhan".
Kalimat tersebut seakan hanya menjadikan ambisi keadalian buta untuk mengorbankan berbagai nilai kemanusiaan. Karena sejatinya tujuan keadilan yang sebenarnya adalah untuk meningkatkan nilai kemanusiaan atau menjaga manusia agar tidak menindas manusia lainnya.
Sikap Angkatan Laut menunjukkan bahwa kekuasaan selalu mengatasnamakan keadilan untuk membunuh nilai kemanusiaan untuk mencapai tujuannya.
