Mohon tunggu...
M UludRisaldi
M UludRisaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - TaroaNtara

Berbagi untuk abadi

Selanjutnya

Tutup

Film

Bungkusan Sejarah Bataan Death March dalam Film "Arisaka"

4 Mei 2022   14:41 Diperbarui: 4 Mei 2022   14:44 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film Arisaka merupakan film bergenre laga dan petualangan yang di sutradarai oleh Mikhail Red, terinspirasi dari sejarah "Bataan Death March" pada saat perang dunia II. Tragedi Baatan Death Marc merupakan tragedi penyiksaan yang dilakukan oleh tentara Jepang kepada tahanan perang Filipina dan Amerika dengan dipaksa berjalan kaki sejauh 100 km. Penyiksaan ini membunuh belasan ribu tahanan perang dan menjadi sejarah kelam dalam masyarakat Filipina.

Pada awal film ditampilkan rombongan Wakil Wali Kota, Morales (Archi Adamos) dengan dikawal oleh beberapa polisi yang salah satunya adalah Mariano (Maja Salvador). Rombongan ini akan mengantar Wakil Wali Kota ke lokasi konferensi yang akan mengumumkan pejabat yang terlibat dalam jaringan narkoba. Akan tetapi saat melewati jalur "Death March" beberapa polisi yang berkhianat membunuh Wakil Wali Kota dan pengawal yang lain. Satu-satunya yang selamat dari pembunuhan adalah Mariano yang juga sudah memegang barang bukti dari Wakil Wali Kota.

Mariano melarikan diri dengan masuk ke dalam hutan dan dikejar oleh Sony (Mon Confiado), Kong (Apollo Abraham), Torejon (Art Acuna) dan 2 Polisi korup. Mariano yang terluka karena beberapa tembakan ditemukan oleh Nawi (Shella Mae Romualdo). Nawi membawa Mariano ke tempat keluarganya yang merupakan Suku Aeta, penduduk asli masyarakat Filiphina yang terisolasi dan dalam pengakuannya Ayah Nawi mengatakan bahwa mereka tinggal di Hutan karena tidak ingin melihat berbagai kekejaman yang terjadi. Keadaan keluarga Nawi ini menunjukan bahwa masyarakat asli yang memiliki nilai historis yang lama dengan suatau wilayah menjadi masyarakat yang diasingkan dengan keadaan. Mariano pun diobati dan diantarkan ke Jalan besar oleh Nawi.

Dalam perjalanan Marino dan Nawi menuju jalan besar, Sony menemukan tempat tinggal kelurga Nawi yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Saudara Nawi. Sony membantai mereka dan membakar tempat tinggal Keluarga Nawi. Hal ini membuat Mariano dan Nawi kembali. Mariano juga bertekad membalaskan perbuatan Sony terhadap Keluarga Nawi.

Nawi menunjukan sebuah Goa yang menjadi tempat persembunyian tentara kepada Mariano, di tempat itu terdapat tengkorak tentara dan senjata. Mariano mengambil senjata laras panjang dan menggunakannya untuk membunuh Sony,Torejon dan 2 Polisi Korup. Terdapat adegan Mariano dan Sony yang berduel dan keadaan Mariano yang terpojok. Nawi datang menyelamatkan Mariano, kemudian Sony yang menjadi musuh terakhir terbunuh.

Meski terluka cukup parah, Mariano yang di antarakan Nawi kembali berjalan ke arah Jalan besar, saat sampai di Jalan besar tiba-tiba Nawi meninggalkan Mariano untuk masuk kembali ke dalam Hutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun