Mohon tunggu...
Sutarno
Sutarno Mohon Tunggu... Pendidik -

Sedang belajar mencerdaskan anak bangsa | SMK Negeri 1 Miri Sragen | Alamat Sekolah : Jeruk, Miri, Sragen | Alamat Rumah : Harjosari RT. 02, Majenang, Sukodono, Sragen Jateng | E-mail : tarn2007@yahoo.com | Blog : tarn2007.blogspot.com | Facebook : Soetarno Prawiro | Twitter : @sutarno_rahmat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Koran Sekolah Pengantar Berprestasi

28 Agustus 2013   18:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:41 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_283956" align="aligncenter" width="612" caption="SMK Negeri 1 Miri News"][/caption] SUTARNO. Bagi sebagian besar sekolah keberadaan koran sekolah merupakan sesuatu yang dianggap kurang berkontribusi terhadap kondisi kemajuan sekolah. Secara umum sekolah belum menyadari keberadaan media sebagai ajang mengkomunikasikan keberadaan sekolah dengan lingkungannya. SMK Negeri 1 Miri News, merupakan salah satu koran sekolah yang diterbitkan oleh SMK Negeri 1 Miri Sragen Jateng dengan masa terbit setiap satu bulan sekali. Dari awal Koran sekolah ini diwujudkan sebagai media dalam memberikan informasi kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. SMK Negeri 1 Miri Sragen berpedoman bahwa optimalisasi media dalam publikasi sekolah merupakan bagian dari tanggung jawab sekolah dan sebagai media mengenalkan program-program sekolah lebih jauh. SMK Negeri 1 Miri News dalam perkembangannya mampu memberikan kontribusi positif terhadap keberadaan sekolah. Berbagai lomba Koran dan madding telah diraih oleh SMK Negeri 1 Miri News. Salah satunya adalah pada Lomba Koran Sekolah yang diselenggarakan oleh Kompas Gramedia Fair Tahun 2011. Banyak hal yang dapat kami petik dalam mengikuti Lomba Koran Sekolah yang diselenggarakan oleh Kompas Gramedia Fair Tahun 2011. Selain memperoleh pendalaman ilmu dalam bidang jurnalistik dan menulis, kebetulan lomba ini adalah lomba pertama kali yang kami ikuti dalam skala yang lebih luas serta harus bersaing dengan koran-koran perguruan tinggi. Sehubungan dengan persaingan yang lebih ketat, maka kami beserta tim berusaha untuk melakukan persiapan dan pembenahan-pembenahan. Tim kami terdiri dari 4 orang guru dan 2 siswa selalu berusaha mewujudkan untuk menjadi tim yang solid. Sebagai tim, kami tidak membedakan masukkan-masukkan yang ada. Kami selalu menghargai pendapat sekecil apapun demi perbaikan yang kami butuhkan. Dalam benak kami, kami tidak harus juara, tetapi kami tidak mau memalukan di depan umum. Setelah berjuang sekuat tenaga dengan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran maupun menjaga perasaan, akhirnya koran sekolah kami anggap sudah cukup dan siap untuk kami cetak, walaupun kami harus terus berjuang untuk memperoleh suntikan dana dari sekolah, tetapi itupun belum cukup, maka kami harus berusaha mencari dana pendukung dari sponsor. Selama ini oplah kamipun terus bertambah, masih teringat dibenak kami, oplah kami pertama kali terbit hanya 10 eksemplar (4 eksemplar untuk masing-masing jurusan, 1 eksemplar untuk kepala sekolah, guru, Tata Usaha, perpustakaan, BK dan guru piket), hehehhehee …. Lumayan khan. Hingga pelaksanaan lomba, koran sekolah kami sudah terbit yang ke-8 untuk tahun pertama, artinya koran kami sudah 8 bulan berjalan. Memasuki usia yang kedelapan oplah kami telah mencapai 50 eksemplar. Setelah semua selesai dan tercetak, maka selanjutkan kami mendaftarkan diri untuk mengikuti Lomba Koran Sekolah yang diselenggaran oleh Kompas – Gramedia yang diselenggarakan tanggal 26 – 30 Januari 2011 Tingkat Jawa Tengah. Sebenarnya kamipun merasa berkecil hati, karena rata-rata peserta dari sekolah-sekolah favorit serta dari perguruan-perguruan tinggi ternama di Jawa Tengah. Miris, kecil hati dan kurang percaya diri menyelimuti perasaan kami pada saat membaca list pendaftar. Hanya satu hal yang menguatkan kami, bahwa SMK BISA ! SMK NEGERI 1 MIRI PASTI BISA ! Itulah slogan kami. Penantian yang Mendebarkan. Dalam proses lomba, semua peserta diseleksi secara administrasi oleh panitia. Peserta yang lolos administrasi masuk dalam grand final untuk kembali diuji melalui presentasi dan wawancara. Dalam ketentuan lomba, proses presentasi dan wawancara dilakukan oleh salah satu anggota tim. Untuk penentuan siapa yang maju presentasi dan wawancara kamipun mendiskusikan bersama dengan anggota tim. Kamipun berusaha untuk menarik sisi positif dan negative dari masing-masing personel jika terpilih nantinya. Tim akhirnya menyepakati pilihan pada salah satu siswa saja atas nama Mella yang menjadi pemakalah. Walaupun ada sisi negatifnya, tetapi kami memandang sisi positifnya lebih mendidik dalam memberikan pembelajaran ke anak. Karena salah satu pertimbangan kami adalah untuk berbuat seoptimal mungkin dan memberikan pembelajaran ke siswa. Juara bukan satu-satunya raihan yang harus kami capai. Satu persatu peserta melaksanakan presentasi sesuai dengan nomor pendaftarannya. Rata-rata pemakalah dilakukan oleh ketua Tim / gurunya untuk yang dari sekolah. Semua peserta bisa melihat secara langsung proses presentasi dan wanwancara. Semua berusaha untuk menonjolkan hasil karyanya masing-masing. Optimis dan percaya diri Nampak dari penyampaian masing-masing peserta. Maklum, karena sebagai ketua / guru pembimbing sudah terbiasa berbicara di depan public. [caption id="attachment_283957" align="aligncenter" width="612" caption="Menanti berakhirnya presentasi"]

1377687870456657419
1377687870456657419
[/caption] Akhirnya giliran tim kamipun tiba. Detak jantung kamipun semakin cepat. Walupun kami sudah mempersiapkan sedemikian rupa dan berusaha menghilangkan rasa tersebut, kami tidak bisa memungkiri. Kamipun bisa membandingkan, dengan tim-tim terdahulu yang sudah presentasi. Tidak mungkin siswa kami akan dapat presentasi selancar itu. Begitu pemikiran kami. Akhirnya siswa kamipun membuka presentasi dengan menjelaskan proses dan tata kelola penerbitan koran sekolah di sekolah kami. Sangat terlihat sekali, siswa kami demam panggung. Bahkan di awal-awal penjelasan siswa kami banyak melakukan pengulangan dan sangat terlihat grogi. Kamipun maklum, dengan hal itu. Kalaupun dibandingkan dengan yang telah terdahulu jelas kalah dalam menguasai keadaan. Tetapi untuk ukuran siswa, saya yakin hal itu lebih dari cukup. Kami selalu berdebar sepanjang menunggu presentasi siswa kami. Semua anggota tim terdiam seribu bahasa, sambil menahan, entah apa yang dirasakan masing-masing anggota tim. Kalopun saya bisa membantu, saya pasti akan membantu presentasi kamu nak, begitu gumamku. Tapi apalah daya, itu semua demi pembelajaranmu bukan hukumanmu. Bahkan kamipun tidak tega untuk melihat kea rah anak kami yang presentasi. Satu persatu pertanyaan pewawancara dapat dijelaskan dengan lumayan detail oleh siswa kami. Terlihat sekali semakin lama penguasaan keadaan semakin baik ditunjukkan oleh siswa kami. Hal ini dapat kami lihat dari cara menjawab pertanyaan juri. Kami akhirnya bisa menghela napas bersama-sama. Selesai juga akhirnya presentasi anak kami. Walaupun kami harus berjuang melawan perasaan berdebar yang tiada habisnya, kami merasa puas atas perjuangan anak kami tersebut. Kamipun tanpa dikomando langsung memberikan apresiasi dan memberikan ucapan selamat kepada anak kami sebagai bentuk penghargaan. “Luar biasa …. Selamat. Sangat optimal perjuanganmu Mel…….. Sang juara tidak harus nomor satu”, begitu kataku. Kami merasa terharu atas perjuangan siswa kami. Melepas Beban. Minggu, 30 Januari 2011. Semua peserta telah menempati tempat duduk yang telah disediakan oleh panitia. Tepat pukul 14.12 Wib, pembawa acara mulai membacakan acara penutupan rangkaian kegiatan Kompas – Gramedia Fair Tahun 2011. Hari yang selalu ditunggu oleh semua peserta yang mempunyai kepercayaan diri. Bagi tim kami, hal itu bukan segalanya, yang lain lebih punya nama besar jika dibanding dengan tim kami. Walaupun kami juga ingin juara, tetapi kelihatannya kok sangat berat, begitu teman-teman mengungkapkan. Karena kami tidak memasang target yang muluk-muluk, maka pada saat menunggu pengumuman, kami biasa-biasa saja. Kami merasa lebih tersiksa menunggu presentasi dari pada menunggu pengumuman. Panitia mulai mengumumkan untuk pemenang-pemenang lomba yang lainnya. Kebetulan Lomba koran diumumkan paling akhir. Akhirnya pengumuman mulai dibacakan satu persatu mulai dari juara harapan 3 s/d. juara harapan 1. Kamipun sudah menduga, berat buat kita. “Iyaa …. Khan pak …….. juara harapan saja kita ndak nyangkut”, begitu tutur temen tim. “yaa ……. Ndak apa-apalah, yang penting kita kemarin tidak malu-maluin pada saat presentasi, kita tunggu saja”, begitu aku menghibur. Juara 3 besarpun diumumkan. Kami masih sabar menunggu. Juara 3 pun diumumkan, tim kami lewat begitu saja, begitu juga tim 2 juga telah diumumkan, seperti yang terdahulu, semakin tidak mungkin. Satu-satunya point hanya untuk juara 1 yang masih tersisa. Tapi buat tim kami hal itu semakin tidak mungkin. Kami ber-6 sepakat untuk segera meninggalkan acara. Kamipun segera bersiap-siap. Dalam benak kami, walaupun cukup bangga masuk final, tapi kita harus selalu untuk berusaha dan berusaha. Tetap semangat. [caption id="attachment_283958" align="aligncenter" width="612" caption="Ekspresi Juara"]
137768795175876181
137768795175876181
[/caption] Kamipun akhirnya mulai berdiri untuk meninggalkan acara, kebetulan tempat duduk kami berada pada deretan paling belakang. Maklum, malu kalau duduk di depan, hehehehe, tahu dirilah. Seiring kami berdiri pengumuman juara 1 pun diumumkan, tetapi apa yang menjadi pembicaraan pembawa acara kami ber-6 sudah tidak memperhatikan. SMK NEGERI 1 MIRI NEWS ………. begitu di sebut oleh pembawa acara sebagai juara 1, kami ber-6 pun sontak meluapkan kegembiraan kami. Kamipun spontan langsung berangkulan sebagai bentuk ekspresi kegembiaraan kami yang tidak disangka. Bahkan siswa kamipun sempat menangis, karena merasa tidak percaya, kalaupun akhirnya menjadi terbaik 1. Kami tidak henti-hentinya mengucapkan puji syukur dan saling memberikan ucapan selamat kepada anggota tim lain. Sekali lagi kami belum percaya dengan keadaan yang ada tetapi itulah realita. Saking semangatnya kami, maka ekspresi kami menjadi pusat perhatian peserta yang lain. Mungkin dalam benak mereka juga tidak percaya seperti yang kami pikirkan. Tropy Kebanggaan. Akhirnya, sesi pengumuman pemenangpun usai. Sesi penyerahan hadiah akan segera dimulai. Kamipun sepakat, biar siswa kami yang maju untuk mengambil piala. Pemikiran kami, ini adalah sebuah kebanggaan dari anak didik kami. Tidak banyak kata-kata yang kami ungkapkan pada saat kami memperoleh piala. Kami hanya bisa terharu, melihat prestasi anak kami. [caption id="attachment_283959" align="aligncenter" width="612" caption="Piala Kebanggaan"]
13776880122107337382
13776880122107337382
[/caption] Kami ber-6 tidak henti-hentinya berekspresi dengan piala di tangan. Kamipun saling bergantian menjadi fotografer. Seakan-akan Kami tidak ingin kehilangan momen terbaik ini dengan begitu saja. Tidak ada murid dan guru, semua larut dalam kegembiraan dari torehan prestasi ini. [caption id="attachment_283960" align="aligncenter" width="400" caption="The Moment"]
13776880611297445710
13776880611297445710
[/caption] We are The Champion. Tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Tidak seperti biasanya Hari Senin setelah upacara selesai diadakannya serah terima piala dari tim diserahkan ke sekolah melalui kepala sekolah. Kami semakin terharu. Ini bukan pristasi kami semata, ini adalah prestasi semua warga sekolah. Tanpa dukungan warga sekolah, apalah artinya semua ini. [caption id="attachment_283961" align="aligncenter" width="470" caption="Kebanggan Bersama"]
13776881261822110262
13776881261822110262
[/caption] Banyak hal yang dapat dipetik dari kegiatan ini. Kami merasa semakin percaya diri terhadap kemampuan kami. Kita tidak perlu berkecil hati terhadap kemampuan diri kita sendiri. Prestasi ditentukan bukan dari lokasi atau siapa dia. Tetapi lebih dari kemampuan kita. Bagi anggota tim, ternyata prestasi ini menjadi pemicu untuk terus meningkatkan kemampuan individu dan kualitas koran sekolah. Bagi saya secara pribadi, prestasi ini awal dari titik – balik kehidupan kami dalam bidang menulis. Dengan perolehan prestasi ini, saya akhirnya memulai kegiatan menulis. Pada awal-awalnya tulisan saya hanya kami posting di blog pribadi saya. Walaupun sampai saat ini masih terus kami lakukan, ternyata menulis di blog pribadi ada kekuranggannya. Dari segi jumlah pembaca, blog pribadi sangat terbatas. Akhirnya saya mulai menemukan kompasiana tanpa sengaja. Sayapun mulai mencoba dan mencoba untuk mengotak-atik kompasiana. Alhamdulillah sampai saat ini sejak 2 tahun lalu saya menjadi anggota kompasianer, berbagai prestasi telah saya peroleh. Berbagai artikel saya telah masuk menjadi HL, sampai tak terhitung (males mau menghitung, hehehehhee …..), Juara 3 dalam lomba Women Fiesta, Juara 1 dalam lomba Wedding Party, masuk nomor 7 dalam 12 tulisan paling popular tahun 2012 berdasarkan jumlah pembaca. Semua itu berawal dari yang sederhana, Koran Sekolah, terima kasih Kompas – Gramedia Fair dan terima kasih Kompasiana. Jika ada kemauan di situ ada jalan. Bagaimanakah menurut saudara ? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Salam | Blog Pribadi | Facebook | Twitter -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun