Mohon tunggu...
Tarjum Sahmad
Tarjum Sahmad Mohon Tunggu... Administrasi - Sambil bekerja, menekuni dunia marketing dan jalani hoby menulis.

Suka sekali menulis di blog dan media online. Blog pribadi: Curhatkita.com Blog Kesehatan: Sentradetox.com. Akun Facebook: Tarjum Sahmad. WA: 0896-3661-3462 - Call/SMS: 0823-2066-8173. Menulis buku psikologi, bisnis & novel.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Debat Sengit Staff HRD vs Ketua Serikat Pekerja

17 Januari 2014   11:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:45 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_290517" align="aligncenter" width="608" caption="HRD di garis depan berhadapan dengan aksi demo buruh"][/caption]

Anda mungkin tahu dan maklum, di setiap perusahaan, HRD dengan Serikat Pekerja seperti musuh bebuyutan yang selalu saling berhadapan, berseberangan dan berbeda pendapat.

Oleh serikat pekerja, HRD diposisikan sebagai kepanjangan tangan management yang akan membela kebijakan-kebijakan perusahaan. Sementara Serikat Pekerja memposisikan dirinya sebagai perwakilan karyawan yang akan membela hak-hak karyawan. Padahal idealnya kedua kubu ini menjadi mitra dan menjalin kerja sama untuk kemajuan perusahaan dan kesejahteraan buruh. Tapi, realita di lapangan kedua kubu ini selalu berseberangan.

HRD dan Serikat Pekerja sering berhadap-hadapan, baik di ruang pertemuan bipartit perusahaan, di pertemuan tripartit dengan disnaker atau dalam aksi-aksi demo. Bagaimana jadinya kalau kedua kubu ini dipertemukan dalam sebuah diskusi atau perdebatan? Akan seru tentunya.

[caption id="attachment_290518" align="aligncenter" width="595" caption="Perwakilan serikat pekerja Handsome yang akan mengikuti aksi demo"]

1389933291232722236
1389933291232722236
[/caption]

Dalam artikel ini saya menyajikan perdebatan Staff HRD PT. Handsome (saya sendiri, hehehe) dengan Ketua Serikat Pekerja sebuah perusahaan garment di Subang (Sebut saja namanya Beni). Beni adalah ketua serikat pekerja yang terkenal militan dan radikal. Jadi kedua orang ini sama-sama dari perusahaan garment (padat karya) namun berbeda perusahaan.

Debat sengit ini tidak terjadi di dunia nyata, tapi debat di grup facebook PT. Handsome.

Perdebatan bermula dari status Beni yang provokatif di grup facebook PT. Handsome berikut ini:

Beni : Jika masuk kerja jam 07:00 itu wajib. Istirahat tengah hari dari jam 12:00 - 13:00 dan dapat target itu wajib. 8 jam kerja itu wajib. Lalu apakah setara dengan upah yang kalian dapatkan? Jika tidak, apa yang akan kalian lakukan? Aapakah hanya akan diam seperti orang goblok, meminta-minta seperti musafir? Apakah KAPITALIS itu peduli bagaimna kalian makan, bagaimana dengan kesehatan kalian, dimana kalian tidur? TIDAK KAWAN!

KAPITALIS itu hanya memikirkan kalian jam 07:00 masuk, istirahat tengah hari hanya 1jam. Kerja 8 jam dapat target maksimal dan keuntungan yang banyak. KAPITALIS itu telah mendirikan negara di atas negara kita, mereka menciptakan surganya sendri di negeri kita. Sementara kita hanya di jadikan budak di negeri kita sendiri. Mereka telah merampas bumi kita dengan mendirikan perusahaan dengan dalih untuk menyerap pengangguran, padahal pada kenyataanya untuk menjadikan pribumi budak di negrinya sendiri. Supaya petani tak lagi punya sawah untuk menyambung hidup keluarganya, supaya tidak ada lagi hasil bumi yang bisa dibanggakan dari negeri ini.

SADAR,,, BANGKIT,,, MELAWANLAH KAUM YANG LAPAR,,, RABUT KEMBALI SEJATINYA KEMERDEKAAN NEGRI INI,,, SALAM MUDA, BERANI, MILITAN,,,

Status di atas sudah saya edit seperlunya karena banyak menggunakan kata singkatan. Sepertinya status tersebut ditulis menggunakan HP.

[caption id="attachment_290520" align="aligncenter" width="556" caption="Karyawan salah satu pabrik garment di Subang, Jawa Barat"]

1389933441539929929
1389933441539929929
[/caption]

Membaca status yang sangat provokatif tersebut, saya tak bisa menahan diri untuk menulis komentar. Apalagi yang menulis status adalah ketua serikat dari perusahaan garment lain yang berusaha memprovokasi karyawan PT. Handsome yang menjadi anggota grup facebook tersebut.

Tarjum : Klo gak mau pihak asing bikin perusahaan di sini, ya anda harus bisa bikin perusahaan sendiri dan pekerjakan karyawan seperti yang anda inginkan. Klo sekarang masih kerja, rintis dan kembangkan usaha sendiri, dan bersainglah secara sehat dengan perusahaan asing. Orang butuh solusi, karya nyata, bukan retorika dan provokasi yang gak jelas.

Beni : Nech realita bukan retorika atau provokasi bos. anda org asing yah?

Tarjum : Saya juga buruh. Anda kan bukan karyawan Handsome. Dan anda gak tahu kan kondisi yang sebenarnya di Handsome. Di Handsome tak seperti yang anda ceritakan di atas.

Beni : Yakin, saya juga punya banyak teman om di Handsome. Praktek kerja paksa itu pasti ada, dimana wajib kerja 8 jam, dɪ̇paksa untuk lembur alasannya demi mnutupi kebutuhan produksi. Buruh dipaksa untuk lembur. Padahal udah jelas lembur itu suka rela. Contoh laen dengan kenaikan UMK, terjadi penangguhan. Buruh di intimidasi untuk tanda tangan, betul tidak om? Itu kata teman saya juga om. Apa yang saya tulis di atas adalah untuk mnyadarkan buruh supaya sadar akan hak-haknya. Om tentunya tau tentang sejarah bagaimana Belanda dengan VOC-nya melakukan ekploitasi terhadap warga negeri ini, dan sekarang hal yang sama terjdi, cuma bedanya sekarang di bayar walau dengan UPAH MURAH.

Tarjum : Oke, saya juga faham. Memang ada penyimpangan dan ketidakadilan terhadap buruh. Tapi jangan digeneralisir bahwa semua pengusaha itu mengekploitasi buruh dan menjadikan buruh seperti budak. Tak bisa digeneralisir juga bahwa semua pengusaha itu hanya cari untung dan gak pedulli nasib buruh. Banyak juga hal-hal positif dari kehadiran investasi asing di Subang, Harus kita akui dan hargai juga itu.

Tarjum : Makanya saya tak bosan mengajak rekan-rekan buruh untuk merintis usaha sendiri. Mulai dari kecil-kecilan jualan produk atau jasa. Itu kan pintu masuk kita ke dunia usaha. Kalau kita jadi pengusaha, kita merekrut karyawan dan perlakukan mereka sebaik mungkin. Saya suka menantang rekan-rekan buruh untuk berjualan? Karena inti dari bisnis adalah jualan, produk atau jasa. Tapi kebanyakan buruh lebih nyaman kerja dan gak berani keluar dari zona nyaman untuk merintis usaha. Sedikit sekali yang berani menerima tantangan saya untuk berani jualan. Beni berani meneria tantangan saya untuk berbisnis?

Beni : Seandainya ada kesetaraan maka buruh sejahtera pengusaha tenang. Praktek kapitalis harus dihancurkan, jika berniat usaha maka sejahterakan pula buruh.

Tarjum : Aturan perburuhannya (Undang-undang) juga harus diperbaiki. Dan Fungsi pengawasan oleh pemerintah/disnaker juga harus berjalan. Gak fair klo hanya menekan dan menyalahkan pengusaha/investor.

Beni : UU no 13 tahun 2003 (UU ketenagakerjaan) udah jelas. Praktek di lapangan disamarkan oleh jongos-jongos kapitalis, contoh nyata staf-staf di perusahaan melakukan exploitasi terhadap bawahannya hanya karena jabatan semata. Mereka telah menjadikan dirinya ANTEK kapitalis, dimana menjilat hanya untuk kepentingan pribadinya semata.

Tarjum : Di perusahaan lain mungkin ada yang seperti itu, tapi di Handsome tidak seperti yang anda katakan. jadi jangan memprovokasi di grup Handsome. Silakan bikin grup anda sendiri.

Beni : Ini bukan provokasi om tapi konsolidasi. Mungkin anda merasa gerah karena anda sbagai staf HRD di Handsome.

Tarjum : Saya gak pernah gerah, malah dingin....soalnya hujan terus..hehehe. Saya juga buruh kang Beni, sama ingin memperbaiki iklim perburuhan di subang. Tapi mbok ya berimbang lah, gak menuduh semua pengusaha sebagai kapitalis jahat yang gak peduli nasib karyawan. Pemerintah daerah dan pusat juga harus dikritik, kenapa ada penyelewengan dan ketidakadilan dibiarkan saja, dimana fungsi pengawasannya? Kenapa UU-nya gak dirubah dan diperbaiki lebih memihak buruh?

Tarjum : Makanya saya menantang para buruh berbisnis dan jadi pengusaha. Klo diantara buruh banyak yang jadi pengusaha, kita bisa memperbaiki nasib buruh dengan mensejahterakan mereka di perusahaan yang kita kelola. Buktinya anda sendiri sama sekali gak merespon tantangan saya untuk berbisnis.

Beni : Sodara-sodara sebangsa dan setanah air, janganlah sekali-kali meminum darah sodaramu sendiri, hanya karena jabatanmu, hanya karena pemberian harta sesaat itu, tuan-tuan. Dagang itu dari dulu hanya ambil untung daripada kamu sodara-sodaraku. “Aku merdekakan bangsa ini bukan untuk menjadi bangsa kuli yang rakyatnya dari generasi ke generasi hanya jadi budak di negeri sendiri”, amanat sang proklamator Soekarno.

Jawaban terakhir dari Beni, gak nyambung dengan pertanyaan saya. Dia juga sama sekali gak jawab tantangan saya untuk berbisnis. Tapi dia sendiri setuju dengan penyataan saya untuk berbisnis. Dia mengutip perkataan Bung Karno, bahwa bangsa ini jangan hanya jadi bangsa kuli.

Saya mengakhiri debat online dengan Beni sampai di sini, karena jawaban-jabawan dia gak nyambung dan hanya memprovokasi tanpa argumen yang jelas.

Bagaimana pendapat anda tentang debat online ini? Sampaikan pendapat anda di komentar.

Baca juga yang ini:

Tadi Pagi Berhadapan Langsung dengan Demo Buruh

Perdebatan Sengit di Kompasiana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun