Sumber foto : http://www.tribunnews.com
Terharu juga melihat video pernikahan Rais yang menunjukan kesedihan Risna yang tak kesampaian menikah dengan Rais.
Saya sebenarnya ketinggalan informasi, karena video/foto Rais dan Risna sudah menyebar di media social sejak pertengahan bulan Oktober dan jadi bahan perbincangan para netizen. Beberapa media online mainstream juga menulis berita tentang “kisah cinta yang tak sampai” kedua sejoli ini.
Dari berita yang saya baca, katanya Rais sempat 2 kali melamar Risna, namun ditolak oleh keluarga Risna karena keluarga Rais tak bisa memenuhi uang panai (mahar) yang ditetapkan keluarga Risna. Jadilah rencana pernikahan dua sejoli yang sudah menjalin tali kasih semenjak SMP ini kandas.
Melihat dan membaca kisah cinta yang mengharukan ini saya teringat serial “Mahabarata” yang sekarang sedang tayang di layar kaca. Waktu itu sedang menayangkan episode ketika Subadra, adik Sri Krisna mau dilamar dan dijodohkan dengan Duryudana, putera mahkota dinasti Kuru dari kerajaan Hastina.
Sri Krisna tidak setuju dengan perjodohan tersebut. Walau Krisna sendiri merupakan produk dari budaya dinasti yang sudah berumur ribuan tahun, tapi Krisna tergolong bangsawan yang berpikiran terbuka dan bisa memandang jauh ke depan menembus batas-batas budaya di zamannya. Ini wajar saja, karena Krisna digambarkan sebagai sosok manusia titisan dewa Wisnu yang sakti mandraguna dan bisa melihat masa depan.
Krisna mengritik sikap para bangsawan Hastina yang memegang teguh tradisi leluluhurnya dengan cara yang kaku. Menurut Krisna, tradisi yang sudah kolot harus dirubah sesuai perkembangan zaman. Krisna menilai para bangsawan Hastina malah terbelenggu oleh adat istiadat yang sudah kolot itu dan mengabaikan sisi lain kemanusiaan yang justru lebih penting diperhatikan.
Dalam hal perjodohan antara Subadra dengan Duryudana, Krisna menilai, demi tradisi, bangsawan Hastina dan Dua Raka itu mengabaikan perasaan dan hak Subadra yang tak menyukai Duryudana. Karena Subadra sebenarnya mencintai putra Pandu yang tampan rupawan yaitu Arjuna.
Mahabarata, karya sastra epik pujangga India berabad-abad silam yang legendaris ini mampu menembus batas-batas negara dan menyeberangi samudera, hingga sampai ke kepulauan nusantara. Sampai sekarang kisah ini sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia dalam berbagai bentuknya (wayang purwa, wayang golek, wayang orang, beragam tarian dan nyanyian).
Yang lebih mengagumkan lagi adalah pemikiran penulisnya yang jauh memandang ke depan melampuai pemikiran di zamannya. Apa yang diceritakan dalam kisah perjodohan Subadra di atas, terjadi dalam kehidupan nyata di zaman modern saat ini, seperti yang dialami Risna dan Rais. Risna dan Rais dipisahkan oleh adat leluhur yang masih dipegang teguh oleh keluarga mereka sampai saat ini.
Kalau saja Krisna hidup saat ini dan melihat apa yang dialami Risna dan Rais, kira-kira apa yang akan dikatakan dan dilakukan Krisna? Jawabannya silakan sampaikan di komentar.
Ini hanya sekedar pemikiran dari seorang penggemar serial kisah “Mahabarata” di layar kaca, jangan terlalu dianggap serius…hehehe…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H