[caption id="attachment_334781" align="aligncenter" width="596" caption="Logo Bipolar Care Indonesia / dok BCI"][/caption]
Disaat banyak orang membentuk komunitas bisnis, organisasi profesi atau lembaga swadaya masyarakat (LSM), 5 orang anak muda yang punya kepedulian tinggi terhadap masalah gangguan jiwa khususnya gangguan bipolar, membentuk sebuah komunitas sosial yang diberi nama “Bipolar Care Indonesia”.
Apa dan bagaimana Bipolar Care Indonesia dan apa saja kegiatan yang sudah mereka lakukan untuk membantu para penyandang gangguan jiwa? Silakan simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Sebelumnya saya akan menjelaskan sekilas tentang apa dan bagaimana gangguan bipolar itu?
Gangguan bipolar adalah salah satu gangguan jiwa, dimana penderitanya mengalami perubahan mood yang ekstrem antara manik (senang sekali) dan depresi (sedih sekali). Di satu waktu seorang penderita bipolar bisa merasa sangat gembira, lalu di lain waktu merasa sedih bahkan sampai ingin bunuh diri. Kedua hal yang sangat bertolak-belakang tersebut datang silih berganti, kadang ada periode normal diantaranya, dan pola, keparahan, serta frekuensinya bisa berbeda pada setiap penderita.
Perubahan mood ekstrem dan gejala-gejala yang dirasakan penderita bipolar tersebut mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan penderita, sehingga menurunkan kualitas hidup jika tidak ditangani dengan tepat. WHO menyebutkan bahwa gangguan bipolar berada dalam urutan ke-6 penyakit utama yang dapat menyebabkan disabilitas di seluruh dunia. Padahal, jika ditangani dengan tepat, penderita bipolar bisa kembali berfungsi optimal dan mandiri.
Saya Penyandang Gangguan Bipolar
Saya sendiri pernah mengalami gangguan bipolar saat masih remaja (dari kelas 2 SMP sampai kelas 3 SMA). Sekarang Alhamdulillah sudah pulih. Saya sudah menulis pengalaman bipolar saya di buku psikomemoar “Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah” yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo, salah satu “saudara tua” Kompasiana. Saya juga menulis 2 ebook tentang gangguan bipolar dan menulis artikel tentang bipolar di blog pribadi dan di Kompasiana.
Setelah aktif menulis di blog, media sosial, menulis buku dan ebook tentang gangguan bipolar, beberapa kali saya mendapat undangan untuk mengikuti kopi darat, workshop,seminar dan acara-acara terkait gangguan bipolar, baik dari grup-grup diskusi bipolar, komunitas maupun dari organisasi psikiatri seperti PDSKJI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia).
Namun, karena acara-acara tersebut lebih sering diadakan di Jakarta dan kota-kota besar, saya yang dari daerah (Subang) jarang bisa hadir, walau ada kerinduan untuk bertemu dengan teman-teman bipolar yang suka berbagi pengalaman di dunia maya.
Beberapa seminar bipolar sempat saya hadiri. Ada kebahagiaan tersendiri ketika bertemu teman online yang selama ini hanya saling menyapa lewat layar monitor. Rasanya seperti bertemu kembali dengan seorang teman lama. Saya juga pernah menjadi narasumber seminar bipolar yang diadakan oleh mahasiswa psikologi UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
[caption id="attachment_334785" align="aligncenter" width="596" caption="Seminar Bipolar UIN Sunan Kalijaga, Mei 2014"]
[caption id="attachment_334791" align="aligncenter" width="596" caption="Peserta Seminar Bipolar UIN, mahasiswa dan umum "]
Didasari kerinduan dan keinginan untuk berbagi itulah saya punya rencana untuk mengadakan kegiatan terkait gangguan bipolar dengan teman-teman di komunitas Bipolar Care Indonesia. Saya mengontak Vindy Ariella, seorang teman online, pendiri sekaligus ketua Bipolar Care Indonesia. Vindy yang juga penyandang bipolar ini, masih menjalani proses pemulihan. Saya jelaskan bahwa Lazismu, dengan gagasan “Aksi untuk Indonenesia” memberi peluang untuk mendanai aksi sosial yang biasa diadakan oleh BCI.
Ternyata gayung bersambut, Vindy merespon dengan antusias rencana saya. Dalam beberapa hari Vindy dan teman-teman BCI mendiskusikan dan menyusun agenda lengkap untuk rencana acara tersebut.
[caption id="attachment_334792" align="aligncenter" width="597" caption="Saya dan Vindy ngobrol santai selesai acara Kreasi Bipolar 2013 / dok Vindy"]
Apa dan Bagaimana Bipolar Care Indonesia?
Bipolar Care Indonesia (BCI) yang dibentuk tanggal 27 Mei 2013, adalah komunitas sosial yang bergerak di bidang kesehatan jiwa, khususnya untuk gangguan bipolar. Cakupan kegiatan BCI yaitu edukasi, dukungan, dan aktivitas. BCI melakukan kampanye mengenai isu kesehatan jiwa di berbagai media dan acara serta memberikan dukungan untuk ODMK (orang dengan masalah kejiwaan) beserta caregiver-nya (pendamping penderita bipolar). BCI juga melakukan aktivitas-aktivitas untuk mengajak penyandang bipolar agar lebih produktif.
[caption id="attachment_334793" align="aligncenter" width="599" caption="Acara syukuran 1 tahun BCI / dok BCI"]
Di komunitas ini anggotanya bisa saling berbagi cerita, inspirasi, motivasi, dan bertanya terkait gangguan bipolar. Seperti yang dituturkan Vindy di grup facebook BCI. BCI berharap bisa membantu para penyandang bipolar, caregiver dan keluarganya.
Untuk informasi seputar gangguan bipolar, psikologi, atau topik-topik lainnya bisa follow twitter BCI di @BipolarCareInd. Bisa juga menghubungi BCI melalui email di bipolarcare.indonesia@gmail.com. Untuk artikel mengenai gangguan bipolar dan kegiatan-kegiatan BCI, bisa cek di http://www.bipolarcareindonesia.com.
BCI punya motto: RAISE mental health awareness, CARE for each other, TOGETHER for better life.
Melalui BCI, Vindy dan rekan-rekannya, mengadakan aktivitas yang kadang sunyi dari publisitas dan luput dari perhatian publik. Mereka merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata yang bertujuan untuk membantu para penyandang gangguan bipolar.
Jenis kegiatan yang sudah mereka adakan diantaranya: Kumbar (kumpul bareng), Psikoedukasi, Art for Cure (terapi seni), Mental Health Check-Up, Konseling Kelompok, Seminar Awam Bipolar, Kreasi Bipolar (pameran karya seni bipolar) dan Talkshow di radio dan televisi.
[caption id="attachment_334797" align="aligncenter" width="640" caption="Mental Health Check-Up di Mall Kuningan City, Mei 2014 / dok BCI"]
[caption id="attachment_334798" align="aligncenter" width="597" caption="Vindy & Igi di acara Talkshow Kinanti JakTV (11/9/2014) / dok BCI"]
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut mereka dan para nara sumber (aktivis dan praktisi kesehatan jiwa) berbagi ilmu, pengalaman dan pemahaman dengan para penyandang gangguan bipolar, caregiver, keluarga dan masyarakat umum.
Meski mereka masing-masing juga masih bergelut dengan gangguan bipolar yangfluktuasi moodnya kadang tak mudah dikendalikan, mereka tetap antusias untuk berbagi pengalaman, penngetahuan, pemahaman dengan orang-orang yang mengalami gangguan bipolar.
Waktu saya Tanya Vindy, “Apa kendala utama untuk mengadakan acara-acara tersebut?”
“Biasanya memang dana, kalau kebetulan dapet sponsor Alhamdulillah,” jawab Vindy, “Sama kalau dulu panitianya cuma dikit. Sekarang bisa diusahakan untuk gabung jadi panitia biar gak keteteran.”
Menurut Vindy, sumber dana untuk acara-acara tersebut didapat dari Sponsor, donatur dan kas BCI. Dana dari seponsor sekitar 80%, sisanya dari donator dan kas BCI.
Menghapus Stigma Negatif Gangguan Jiwa
Satu hal yang harus diketahui adalah penyandang gangguan jiwa tak ingin diperlakukan istimewa, dimanjakan atau dikasihani oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya, mereka ingin diperlakukan sama dengan yang lain. Mereka ingin dicintai, disayangi dan dihargai seperti orang lain yang dianggap normal. Dalam setiap pertemuan, sosialisasi, edukasi dan seminar selalu ditekankan agar meraka menjadi pribadi yang mandiri, bisa hidup dengan kemampuannya sendiri dan tak bergantung kepada orang lain termasuk kepada keluarga dan orang-orang terdekatnya.
[caption id="attachment_334799" align="aligncenter" width="597" caption="Antusiasme peserta di salah satu workshop bipolar BCI / dok BCI"]
Salah satu masalah (dari sekian banyak masalah) yang masih mengganjal dalam usaha-usaha untuk membantu penyandang gangguan jiwa adalah stigma negatif. Ketika meraka sudah mulai pulih, dan kembali ke tengah-tengah masyarakat, mereka berharap bisa diterima dan diperlakukan tanpa stigma, sama seperti orang lain. Stigma anegatif Inilah yang berusaha dihapus oleh para penyandang gangguan jiwa, aktivis kesehatan jiwa, praktisi kesehatan jiwa dan orang-orang yang peduli kepada penyandang gangguan jiwa.
Salah satu cara menghapus stigma negatif itu melalui sosialisasi, publikasi dan edukasi dengan memberikan penjelasan yang benar dan proporsional tentang segala jenis gangguan jiwa kepada masyarakat.
Saya, Vindy dan teman-teman BCI sudah sepakat akan mengadakan acara “Kreasi Bipolar” yaitu seminar untuk masyarakat awam mengenai gangguan bipolar dan pertunjukan serta pameran seni karya penderita bipolar.
Acara Kreasi Bipolar pernah diadakan tanggal 2 Juni 2013, di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Saya juga sempat hadir di hari pertama acara tersebut. Di sanalah saya pertama kali bertemu langsung dengan Vindy dan teman-teman dari Bipolar Care Indonesia.
[caption id="attachment_334800" align="aligncenter" width="597" caption="Foto bareng panitia dan narasumber Kreasi Bipolar 2013 / dok Vindy "]
Untuk apa acara Kreasi Bipolar ini diadakan?Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar mengenal gangguan jiwa yang kerap terjadi di masyarakat namun tidak terdeteksi. Selain itu untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa penderita gangguan bipolar juga dapat berkarya dan bekerja dengan menjadi panitia di acara ini. Diharapkan acara ini dapat memberikan informasi baru kepada masyarakat dan menjadi ajang untuk gigi bagi penderita bipolar.
Tujuan Acara
Tujuan acara ini pada intinya ada dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a.Tujuan Umum :
Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang gangguan bipolar dan memberi dukungan kepada penderita gangguan bipolar.
b.Tujuan Khusus :
-Memperkenalkan Bipolar Care Indonesia ke masyarakat luas.
-Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang gangguan jiwa pada umumnya dan gangguan bipolar pada khususnya.
-Memberikan dukungan kepada penderita bipolar.
-Menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap mereka yang hidup dengan bipolar.
-Mengapresiasi karya-karya dari penderita bipolar.
Acara ini sebagai ajang sharing, saling mendukung dan saling menguatkan diantara penyandang bipolar dan keluarganya. Merangsang para penyandang bipolar untuk mau menggali bakat dan kemampuan yang dimiliki dan menyalurkannya dalam aktivitas kreatif.
Deskripsi Acara
Acara ini terdiri dari 3 bagian. Yaitu pertama seminar awam mengenai gangguan bipolar dengan psikiater, psikolog, dan penderita bipolar sebagai pemateri. Acara seminar diiringi dengan pembukaan pameran karya penderita bipolar yang merupakan bagian kedua acara ini. Ketiga, selama pameran, dilaksanakan workshop mengenai terapi seni oleh seniman dan psikolog.
[caption id="attachment_334801" align="aligncenter" width="588" caption="Beberapa karya penyandang bipolar yang dipamerkan / dok BCI"]
Sasaran Peserta
Peserta yang diharapkan hadir dan berpartisipasi dalam acara ini pada umumnya adalah seluruh elemen masyarakat. Pada khususnya penderita bipolar, keluarga penderita bipolar, praktisi kesehatan jiwa, aktivis kesehatan jiwa, pemerhati kesehatan jiwa, seniman, pemerhati seni, mahasiswa, rekan-rekan media, serta semua kalangan dari berbagai profesi. Admind dan teman-teman kompasianer juga dipersilakan untuk hadir.
Waktu dan Tempat
Waktu penyelanggaraan acara akan dibicarakan kemudian. Rencananya acara akan berlangsung selama 7 hari; seminar sehari, workshop sehari dan pemeran kreasi bipolar 7 hari. Susunan acara lengkap sudah dibuat oleh tim panitia. Sedangkan untuk tempat rencananya akan dilaksanakan di Taman Ismail Marjuki (TIM) Galeri Cipta II.
Rincian Penggunaan Dana
Rincian pemasukan dan pengeluaran dana juga sudah dibuat secara detail oleh tim panitia. Dana dari seponsor (semoga Lazismu jadi sponsor tunggalnya, ngarep hehehe...) dan dari donatur (para kompasianer yang dermawan) akan digunakan sbb :
Sewa Tempat ( 7 hari )
Biaya Narasumber Seminar ( 3 org )
Biaya Narasumber Workshop ( 3 org )
Konsumsi Seminar ( Snack 100 org )
Konsumsi Workshop ( Makan Siang 20 org )
Perlengkapan Pameran ( Frame dll )
Perlengkapan Workshop ( Kanvas, Cat, dll )
Publikasi ( Poster, Spanduk, Banner )
Kebersihan dan Kemanan
Dana Lainnya
Panitia Acara
Ketua: Vindy Ariella
Wakil Ketua: Anugerah
Sekretaris: Delia
Bendahara: Igi Oktamiasih
Humas: Kanita Miliana
Seksi Acara: Juni, Annisa, Adjivira, Bhetsy, Laras
Seksi Perlengkapan: Arfan, Edwin, Latief
Seksi Publikasi Dokumentasi: Daffa, Andhita, Bryan
Seksi Konsumsi: Isfi, Nisa Tania
Sebagian besar dari panitia acara Kreasi Bipolar di atas adalah penderita bipolar dan beberapa orang diantaranya caregiver (pendamping bipolar).
[caption id="attachment_334802" align="aligncenter" width="576" caption="Panitia dan nara sumber Kreasi Bipolar 2013 / dok BCI"]
Demikian proposal acara “Kreasi Bipolar” ini kami sampaikan. Semoga acara ini dapat terlaksana sesuai rencana, berlangsung dengan baik, memberi manfaat, mencapai tujuan dan sasaran. Atas perhatian Lazismu sebagai donatur acara, admin Kompasiana, teman-teman kompasianer dan pembaca Kompasiana kami ucapkan terima kasih.
Baca Juga Ini, Artikel Tentang Bipolar :
Gangguan Bipolar Apa dan Bagaimana
Pak Wi, Pelukis Wayang Peraih Muri
Pengobatan Gangguan Jiwa Butuh Kesabaran dan Keyakinan
Kisah Bipolarku dalam Rangkaian Foto