Mohon tunggu...
Tarjum Sahmad
Tarjum Sahmad Mohon Tunggu... Administrasi - Sambil bekerja, menekuni dunia marketing dan jalani hoby menulis.

Suka sekali menulis di blog dan media online. Blog pribadi: Curhatkita.com Blog Kesehatan: Sentradetox.com. Akun Facebook: Tarjum Sahmad. WA: 0896-3661-3462 - Call/SMS: 0823-2066-8173. Menulis buku psikologi, bisnis & novel.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gara-Gara Kompasiana, Saya Kecanduan Menulis

27 November 2013   19:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:36 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1385557064321724492

[caption id="attachment_280654" align="aligncenter" width="560" caption="Ilustrasi: ariefnd.wordpress.com"][/caption]

Sudah sejak lama saya senang menulis, dari menulis di buku harian sampai menulis di media online. Bagi saya menulis bukan sekedar hobi tapi sudah jadi kebutuhan, seperti kebutuhan makan dan minum. Kadang klo lagi asyik menulis saya bisa menunda waktu makan dan minum. Boleh percaya atau tidak, tapi itulah kenyataanya.

Setelah ketemu lagi dengan si Ana (Kompasiana maksudnya) yang semakin cantik dan menggoda, akhir bulan Agustus 2013, kesenangan menulis saya semakin menjadi-jadi. Sekarang bukan lagi senang menulis tapi saya “kecanduan” menulis. Bahaya kan, klo sudah kecanduan! Orang yang mengalami kecanduan narkoba kan harus diobati di Panti Rehabilitasi khusus pecandu narkoba.

Nah, saya yang kecanduan menulis, gimana ngobatinya? Gak ada kan, panti rehabilitasi bagi orang yang kecanduan menulis?

“Ah, masak sih kecanduan menulis?” begitu mungkin anda pikir. Gak percaya dengan apa yang saya ceritakan ini dan menganggap saya hanya cari sensasi.

Jika masih kurang yakin, ini salah satu buktinya.

Minggu lalu, saya mendapat SP 2 (surat peringatan tertulis 2) dari perusahaan, ya gara-gara kecanduan menulis ini. Karena terlalu asyik menulis, saya menunda pekerjaan kantor. Akibatnya pekerjaan yang harusnya selesai hari itu, tertunda satu hari, baru selesai keesokan harinya. Pas kebetulan hari itu ada audit dari buyer, kena deh saya.

Sore harinya General Manager manggil saya dan bilang, “Tarjum, kamu SP 2!” Busyeet dah!

Saya hanya jawab singkat, “Ya, Mr.!” (GM-nya orang Korea dan saya biasa manggil dia Mr.)

Sekarang percaya kan, saya kecanduan menulis gara-gara kenal “Si Ana”?

Saya gak bermaksud menyalahkan Kompasiana atau siapa pun. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa sejak kenal Kompasiana saya jadi kecanduan menulis.

Saya kenal Kompasiana tepat di penghujung tahun 2010 (31 Desember 2010). Di tahun itu saya hanya menulis satu artikel dan melupakannya. Saya inget dan ketemu lagi dengan Kompasiana (seperti ketemu teman lama) 5 Maret 2012. Tahun itu saya sempat nulis 11 artikel. Artikel terakhir diposting 21 Juni 2012. Setelah itu saya melupakannya lagi.

Dan terakhir, ingat dan ketemu lagi dengan Kompasiana, 30 Agustus 2013. Nah, sejak itulah saya mulai kecanduan menulis sampai sekarang. Apa pun yang saya ingat, lihat dan dengar, rasanya ingin segera ditulis. Ketika ada berita heboh di TV atau di internet, rasanya ingin segera menulis. Ide-ide tulisan seperti berseliweran di kepala, seperti jin dalam botol yang meronta-ronta ingin keluar.

Hari ini, saya nulis dua artikel untuk Kompasiana, artikel “Gara-Gara Dokter Demo, Penanganan Karyawan Kecelakaan Kerja Ditunda sampai Besok” dan artikel yang sedang anda baca ini.

Di satu sisi, saya senang dengan antusiasme menulis seperti ini. Tapi, di sisi lain, sampai tingkat tertentu saya merasa tertanggu dengan keinginan menulis yang berlebihan dan menggebu-gebu. Sering, keinginan itu tak kenal tampat dan waktu.

Apakah rekan-rekan Kompasianer pernah merasakan apa yang saya rasakan ini? Apakah ini euphoria menulis yang hanya muncul sesaat dan pada akhirnya akan reda? Apakah gairah dan kecanduan menulis ini sesuatu yang positif atau sebaliknya akan berdampak negatif? Bagaimana saya harus mengarahkan dan mengatur gairah menulis ini agar terarah dan tak kebablasan?

Mohon masukannya dari rekan-rekan kompasianer, bagaimana mengatasi, mengarahkan, mengendalikan atau mengobati kecanduan menulis saya ini?

Sungguh, saya tak mengada-ada atau sekedar cari sensasi, saya butuh saran anda sekalian.

Terima kasih sebelumnya atas saran dan masukan anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun