Mohon tunggu...
Ridha Harwan
Ridha Harwan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Linguistik dan terjemahan, Bandung. https://tarjiem.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teriakan Lirih dari Hutan Pedalaman #JambiBerasap

24 Oktober 2015   05:48 Diperbarui: 24 Oktober 2015   10:22 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pondok belajar di Sako Selinsing, merupakan pondok belajar yang baru dibuat sebagai tempat belajar anak-anak yang tinggal di sekitar pondok. Berbeda dengan pondok belajar sebelumnya yang sudah lama didirikan dan merupakan tempat belajar anak rimba, di sini sekitar pondok ini tidak ada pohon besar, udara sangat terasa panas.

Sungai yang ada di sekitar pondok pun kering tidak ada air sama sekali. Selama di sini kami sangat menghemat air untuk masak, mencuci piring, dan wudhu. Untuk mck saya menggunakan tissue basah. Tidak mandi Selama lima hari. Iya, sumber air sangat jauh. Malam harinya nyamuk-nyamuk berdenging di telinga, kami mencoba membakar daun yang dapat mengusir nyamuk tapi tidak mempan, lalu saya memakai lotion anti nyamuk, tengah malam kulit terasa seperti terbakar.

Saya tidak mengkhawatirkan keadaan yang seperti ini, hanya saya berharap semoga kami di sini tetap sehat dapat melakukan aktivitas, saya dapat mengajar anak-anak seperti biasa, dan musim hujan segera tiba. Ada hutan yang terbakar tak jauh dari pondok kami, Kami dapat melihat apinya dari pondok dan mendengar suara pohon yang tumbang. Orang rimba berusaha memadamkan api esok harinya sebisa mereka dengan alat dan air seadanya dari sumber air terdekat. Kebakaran terjadi minggu malam lalu, api belum padam hingga sekarang, petugas dari balai taman nasional juga berusaha memadamkan api, hari ini mereka membawa beberapa peralatan untuk memadamkan api bersama orang rimba. Semoga kebakaran hutan segera padam dan tidak meluas.

[caption caption="Status Facebook (Imelia Lani)"][/caption]

Tulisan di atas saya ambil dari status facebook temannya teman saya. Bagi saya tulisannya cukup bagus walau isinya cukup miris membacabya. Sengaja saya bagikan ulang kembali di sini. Ingin menceritakan kalau ada sisi lain dibalik kondisi kebakaran yang begitu mengenaskan sekali. Selain hutan terbakar, ternyata bukan ekosistem hutan saja yang terancam hancur. Ada pula suku anak dalam sebagai suku pedalaman di beberapa hutan di Provinsi Jambi terancam akibat kebakaran hutan ini.

Walau tidak dalam kondisi hutan terbakar, kehidupan suku anak dalam yang kenal juga orang rimba jambi ini juga sudah terancam dengan laju modernitas kehidupan zaman android ini. Banyak yang mengira kalau orang modern itu paham dengan hakikat saling menjaga lingkungan hidup. Namun ternyata orang yang tidak mengenal internet, ternyata lebih arif dan paham dalam menjaga lingkungan sekitar.

Lihat Status Facebook-nya.

Tulisan Saya yang Lain soal Kebakaran Hutan di Jambi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun