Mohon tunggu...
Ridha Harwan
Ridha Harwan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Linguistik dan terjemahan, Bandung. https://tarjiem.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jalan Panjang Kos-kosan XIV

5 Juli 2014   21:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:20 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, pindah-pindahan kosan-kosannya berjalan lancar. Pindah dari tempat yang penuh dengan fasilitas ke tempat yang penuh dengan tantangan inovasi.

Banyak hal yang patut disyukuri saat bulan ramadan ini. Jalan panjang pencarian kos-kosan yang ke-14 kali ini sudah berakhir. Jika dibandingkan dengan pencarian rumah yang mungkin bisa memakan waktu bertahun-tahun, pencarian santai kos-kosanku kali ini setidaknya memakan waktu kurang dari 2 bulan.

[caption id="" align="alignnone" width="971" caption="Bagian Timur Masjid Pusdai atau Islamic Centre (pusdai.or.id)"][/caption]

Pencarian kos-kosanku kali ini memakai dua metode. Mencari melalui daring (online) dan mencari langsung.

Metode pertama, saya anggap kurang berhasil. Metode pencarian rumah kost melalui internet ini agaknya gampang-gampang susah. Saya sudah mencoba membuka olx.co.id aka. tokobagus.com, berniaga.com, forum jual beli kaskus.co.id dan situs-situs lainnya, namun saya menarik sebuah kesimpulan:

"Harga kos-kosan sangat berbanding lurus dengan lokasi dan kondisi kos-kosan itu sendiri. Tidak semua kos-kosan yang baik itu mengiklankan di media periklanan"

Metode pencarian kos-kosan saya melalui online ini dengan cara menyaring pencarian dengan lokasi dan harga. Akhirnya muncullah hasil pencariannya, lalu kemudian saya mulai melihat satu per satu, lalu saya lihat alamat lokasinya melalui google maps dan menghubungi nomor kontaknya. Setelah saya hubungi melalui nomor telp dan sms. Akhirnya terpilih beberapa alamat yang saya tertarik untuk melihatnya langsung. Mungkin hampir 10 kos-kosan lebih yang saya datangi di seputaran lokasi pilihan saya di Kota Bandung ini.

Metode kedua yaitu mencari langsung di lokasi pilihan saya dan inilah yang saya nilai sebagai metode yang efektif. Selain kriteria lokasi, ada juga kriteria tambahan lainnya, yaitu, anggaran per bulan 400-500 ribu, listrik, akses kendaraan, parkiran mobil jika ada yang datang bawa mobil, tetangga kos, masjid (tempat ibadah), pemilik kos, kos tidak campur antara laki-laki dan perempuan, lokasi bts (pemancar sinyal), akses angkotan kota, posisi kamar kamar kos, air, akses tol, ketersediaan tempat duduk dan kursi (en kasur plus dipan), akses terminal bus, akses bandara, akses ke kampus saya (Unpad Dipati Ukur en Jatinangor), tempat jual makanan, dll. Diantara faktor penting di atas, masjid, bts, tetangga kos itu adalah faktor yang penting. Bts dikarenakan saya memakai modem gsm dan memakai hp, jadi sinyal itu puenting sekali. Penjual makanan dikarenakan saya tidak memasak makanan, jadi yang memasak adalah warung atau penjual makanan. Kos-kosan yang tidak campur juga pertimbangan saya, karena ternyata di Bandung ini cukup banyak kos-kosan yang campur antara laki-laki dan perempuan. Meja dan kursi saya anggap penting sekali, karena selain menjadi seorang mahasiswa saya juga menjalankan ‘usaha’ jasa terjemahan inggris Indonesia melalui kos-kosan secara kecil-kecilan atau yang lebih dikenal sebagai kerja di rumah (freelancer).

Alhamdulillah, di bulan yang penuh berkah ini, Allah swt. memberikan saya kos-kosan yang sangat menarik ini. Bagaimana tidak, hampir semua kriteria yang ada dalam pikiran saya, semuanya tersedia. Kurang lebih posisi saat saya menulis tulisan ini di koordinat ini, persis di depan Masjid Pusdai atau Islamic Center Bandung, hanya berbatasan temboknya saja dengan masjid ini. Jadi setiap kali ada kegiatan di masjid ini dan pengeras suara pengeras suara masjid ini menggunakan pengeras suara luar, maka akan terdengar jelas sampai kamar saya yang berlokasi di lantai dua. Yang lebih menarik lagi adalah, begitu mata saya keluar dari monitor komputer saya dengan pintu kamar yang terbuka, maka menara dan kubah utama masjid ini akan terlihat jelas. Tidak sampai seratus meter sepertinya. Jika saya duduk-duduk di beranda kos yang di lantai dua, maka jelas sekali terlihat pemandangan bangunan dan pelataran parkiran bagian barat dari masjid pusdai ini. Karena itu, ibu kos yang berusia 81 tahun namun daya tangkapnya masih 61 tahun ini berkata, di beranda kami tidak diperbolehkan menjemur pakaian, karena langsung menghadap masjid.

[caption id="" align="alignnone" width="970" caption="Bagian Barat Pelataran Parkir Pusdai (pusdai.or.id)"][/caption]

Alhamdulillah, inilah salah satu cerita perjalanan kos-kosan saya selama 10 tahun, 14 buah lokasi kos, dan 3 lokasi di Indonesia (Bali, Bekasi-Jakarta, dan Bandung).

[caption id="" align="alignnone" width="970" caption="Bagian dalam pusdai (pusdai.or.id)"][/caption]

Sudah dulu yah, tadi takmir Masjid Pusdai sudah menghimbau untuk mempersiapkan diri, karena azan zuhur akan berkumandang sebentar lagi. Mari salat tepat waktu berjamaah di masjid :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun