Ketika ada seseorang yang menawarkan suatu produk kepada kamu, biasanya kamu tidak akan langsung membeli. Seringkali, kamu hanya berpikir "oh, iya".Â
Nah, hal itu pula yang terjadi kepada konsumenmu. Saat kamu menawarkan suatu produk, biasanya mereka akan berpikiran yang sama dengan kamu. Kemungkinan kecil mereka akan tertarik.
Ternyata, sebelum konsumen memutuskan untuk membeli produk, ada perjalanan yang mereka lewati yang disebut Customer Journey.Â
Berikut perjalanannya:
1. Awareness
Ini adalah saat, dimana konsumen baru mengetahui bisnismu. Mereka baru saja tahu bahwa kamu ada. Sama seperti ketika kita berkenalan dengan orang baru, kita cenderung untuk membatasi diri, jaga jarak, dan sebagainya. Begitu pula dengan konsumenmu. Mereka akan menjaga jarak antara dirinya dengan penawaran yang kamu lakukan.
Pada tahap ini, tidak semua produk langsung pecah telur. Namanya juga baru kenal. Sering-seringlah melakukan promosi dan edukasi supaya target pasar semakin familiar dengan produkmu!
2. Consideration
Nah, berangkat dari seringnya promosi yang kamu lakukan, semakin sering konsumen mendengar brandmu berulang kali. Tentu akan menimbulkan rasa penasaran untuk mengetahui bisnismu lebih jauh. Mereka akan mempelajari mulai dari fitur dan manfaat, keunikan, hingga testimoni dari orang lain.
Pada tahap ini pula, produkmu akan mulai dibanding-bandingke dengan produk dari merk lain. Usahakan produkmu memiliki keunikan atau value yang berbeda dari brand lainnya. Karena banting harga saja tidak cukup untuk menarik minat pasar.
3. Riset
Setelah puas membanding-bandingkan, konsumen akan meneliti jauh lebih dalam. Mereka akan mulai memperhatikan harga, testimoni orang lain, valid atau tidaknya data yang kamu sajikan, dan sebagainya. Jika konsumen sudah mencapai tahap ini, artinya ketertarikannya dengan produkmu semakin besar. Kemungkinan untuk terjadi penjualan juga semakin meningkat
4. Purchase
Setelah dirasa cocok, mereka akan mencoba untuk membeli produkmu. Hati-hati dengan barang atau jasa yang kamu berikan. Selalu periksa ulang sebelum sampai kepada konsumen. Mungkin saja ada bagian yang cacat, mungkin ada alat yang lupa untuk melayani konsumenmu. Keteledoran-keteledoran semacam ini bisa mempengaruhi first impression bisnismu di mata konsumen, lho!