KKN) dari Universitas Airlangga memberikan terobosan inovatif melalui pengembangan website digital bagi UMKM di Desa Bakalan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Upaya ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang kerap dihadapi pelaku UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital sebagai alat pengembangan usaha. Peluncuran Website Mandiri : Bakalan Berkarya dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi tentang digitalisasi UMKM pada Rabu (22/01/2025).
Di tengah tantangan digitalisasi yang dihadapi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengintegrasikan UMKM ke dalam ekosistem digital. Berdasarkan laporan dari Kementerian Koperasi dan UKM, hanya 13% dari total UMKM di Indonesia yang telah memanfaatkan platform digital hingga tahun 2023. Angka ini menunjukkan jurang yang signifikan dibandingkan dengan potensi besar UMKM yang mencakup sekitar 64,2 juta unit usaha dan berkontribusi 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Faktor penghambat digitalisasi UMKM meliputi kurangnya akses terhadap teknologi, rendahnya tingkat literasi digital, dan keterbatasan sumber daya untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi. Di Jawa Timur, sebagai salah satu provinsi dengan jumlah UMKM terbesar, hanya sekitar 15% yang telah terdigitalisasi. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya penetrasi internet di pedesaan dan keterbatasan infrastruktur pendukung, sehingga banyak pelaku UMKM kesulitan mengakses pasar yang lebih luas.
Menjawab tantangan tersebut, tim KKN BBK-5 Universitas Airlangga meluncurkan program pengembangan website yang dapat diakses dan dikelola secara mandiri oleh pelaku UMKM di Desa Bakalan. Program ini tidak hanya berfokus pada pengembangan fasilitas digital, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan literasi digital. Tim KKN penanggung jawab bidang program kerja ekonomi, dalam keterangan resminya, menyatakan, “Kami ingin menunjukkan bahwa digitalisasi UMKM bukan sekadar konsep teoritis, melainkan praktik yang dapat diimplementasikan dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan semua elemen masyarakat. Website ini nantinya akan terus berkembang dan update dengan keadaan UMKM di Desa Bakalan, tidak akan berjalan saat KKN saja”.
Website yang dikembangkan memiliki fitur-fitur kunci seperti antarmuka yang sederhana dan ramah pengguna, kemampuan untuk diperbarui secara mandiri oleh pelaku UMKM, serta tanpa biaya layanan. Melalui platform ini, pelaku UMKM dapat menampilkan katalog produk, informasi kontak, dan menerima pemesanan langsung tanpa keterlibatan pihak ketiga. Proyek ini dirancang untuk memberikan solusi yang berkelanjutan dan memberdayakan UMKM secara mandiri.
Website ini telah berhasil mencatat lima UMKM di tahap awal implementasi. UMKM yang tergabung berasal dari sektor kuliner, seperti keripik pisang, jamu tradisional, kopi lokal, dan kacang sembunyi, yang merupakan produk unggulan Desa Bakalan. Dengan adanya platform ini, diharapkan produk lokal Desa Bakalan dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik di tingkat regional maupun nasional.
Tim KKN BBK-5 Universitas Airlangga tidak hanya berhenti pada pengembangan website, tetapi juga memberikan pendampingan berkelanjutan kepada pelaku UMKM. Pendampingan ini meliputi pelatihan pengelolaan website, strategi pemasaran digital, dan pengelolaan pesanan. Program ini dirancang untuk memastikan keberlanjutan proyek, sehingga pelaku UMKM dapat terus berkembang dalam ekosistem digital.
Menurut anggota tim, “Kami ingin memastikan bahwa keberadaan platform ini tidak hanya menjadi solusi sementara, tetapi juga alat yang benar-benar memberikan dampak jangka panjang bagi pengembangan ekonomi lokal.” Pendampingan ini juga melibatkan kolaborasi dengan perangkat desa untuk menjangkau lebih banyak UMKM dan mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Inisiatif ini memiliki potensi strategis dalam mendorong transformasi ekonomi lokal. Dengan semakin banyak UMKM yang bergabung dalam platform digital, aksesibilitas produk mereka akan meningkat, yang pada gilirannya dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan pendapatan. Selain itu, literasi teknologi yang lebih baik di kalangan masyarakat desa akan membuka peluang baru, baik untuk pengembangan usaha maupun penciptaan lapangan kerja.